Lihat ke Halaman Asli

Hidupkan Lagi KRL Ekspres!

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua kasus menarik terkait dengan pelayanan konsumen KRL terakhir ini yaitu Pemblokiran KRL di Stasiun Bekasi (17/4) dan kasus "Dinda" yang ramai di media sosial belakangan ini, mengindikasikan kegagalan standar pelayanan minimal (SPM) yang dilakukan manajemen PT KAI-KCJ, selaku operator KRL Commuter Line.

Kedua kasus tersebut ada persamaannya, yaitu protes penumpang terhadap pelayanan yang diberikan PT KAI-KCJ hingga sekarang belum optimal, yaitu keterlambatan jadwal perjalanan dan kepadatan penumpang yang tinggi sekali akibat head away KRL yang terkait dengan keterlambatan waktu tersebut.

Penumpang yang sudah merasakan ketidaknyamanan sejak lama, apalagi sejak diterapkan "tarif murah" yang berlangsung saat ini telah meningkatkan kapasitas penumpang melebihi dari kemampuan tampung gerbong KRL. Akibatnya, penumpang selalu memaksakan diri (karena tidak dicegah oleh petugas PKD), membuat kepadatan semakin menjadi-jadi terutama pada jam kerja antara Pk. 06.00-10.00 baik di rute Bekasi-Jakarta maupun Bogor-Jakarta.

Hal ini akhirnya memunculkan antiklimaks kemarahan penumpang dalam bentuk blokade KRL bahkan menghambat perjalanan kereta api jarak jauh (KAJJ) hingga 5 jam di stasiun Bekasi belum lama ini. Selain itu, muncul kasus "Dinda" dimana merasa HAK dan KEWAJIBAN penumpang KRL adalah SAMA. Sementara Ibu hamil, Lansia dan Ibu membawa anak yang seharusnya sudah tahu ada TEMPAT DUDUK PRIORITAS, ternyata selama ini mereka tidak tahu karena kurangnya sosialisasi dari manajemen PT KAI-KCJ. Akibatnya, orang-orang yang tidak mengerti duduk soalnya menyalahkan si "Dinda" dengan opini yang menyesatkan. Padahal "Dinda" pada dasarnya sudah benar sebagai penumpang KRL yang menggunakan hak dan kewajibannya dengan benar.

Dari gambaran dua kejadian tersebut, alangkah bijak dan arif jika manajemen PT KAI-KCJ segera menghidupkan kembali KRL Ekspres untuk rute Bekasi-Jakarta dan Bogor-Jakarta. Pasalnya KRL Ekspres pernah dioperasikan di waktu lalu (KRL Pakuan Ekspres dan Bekasi Ekspres) dengan tarif yang berbeda, namun cukup memberikan pelayanan yang optimal bagi penumpangnya.

Dengan pengoperasian KRL Ekspres, penumpang tentu mempunyai pilihan (Choice of Between Alternative) dan secara ekonomis akan menguntungkan bagi PT KAI-KCJ. Daripada selama ini KRL Commuter Line sering disalip oleh KAJJ baik dari Jakarta maupun luar kota, lebih baik KRL Ekspres yang menyalip duluan untuk sampai di tujuan.

Kami yakin dengan pengoperasian kembali KRL Ekspres dengan tarif yang berbeda akan memberikan kenyamanan bagi penumpang kelas menengah ke atas, termasuk Ibu hamil maupun Lansia, akan dapat menikmati optimalisasi pelayanan yang memadai. Sementara PT KAI-KCJ akan mendapatkan keuntungan yang lumayan dari pendapatan penjualan tiket yang tentu harganya sebanding pelayanan yang diberikan lebih tinggi dari sisi kecepatan, ketepatan, dan kenyamanan sampai di tempat tujuan.

Semoga Direksi PT KAI-KCJ dapat menerima masukan positif ini demi kebaikan kita semua menyongsong masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tentram, aman dan kondusif di tengah maraknya peningkatan daya saing menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline