Menurutku dunia ini seperti hutan belantara yang sangat luas. Didalamnya banyak sekali hewan buas yang mengancam. Mungkin untuk sekedar bertahan hidup atau memang mungkin ditakdirkan sebagai ancaman bagi yang lainnya. Ibaratnya kita dilepasliarkan oleh tuhan ke hutan belantara (dunia) ini.
Tidak semua dari kita bisa bertahan hidup bukan? Bagi seorang petualang, mungkin menganggap hidup ini menyenangkan dan sangat menantang. Tetapi, bagi sebagian orang memandang dunia ini sebagai tempat yang mengerikan, tempat yang sama sekali tidak ramah bagi orang-orang lemah.
Singkat cerita, semakin beranjak dewasa aku memiliki niatan untuk sedikit harus berhati-hati dalam memilih teman. Salah satu hal yang kusesali sampai sekarang dalam bersosialisasi adalah aku segan untuk berkata "tidak". Sebagai orang timur yang menjunjung tinggi sebuah norma kesopanan, biasanya kita segan untuk menolak permintaan,ajakan ataupun tawaran orang lain.
Aku selalu menjawab "ya" walaupun jawaban tersebut memberatkan hatiku. Lalu apakah kita harus terus menerus membebani diri sendiri dengan sesuatu yang sebenarnya bertentang dengan hati?
Dalam lingkungan sekitar mungkin kita pernah bertemu dengan seseorang ataupun sekelompok orang yang bisa mempengaruhi orang lain, mulai dari hati, fikiran, fisik ataupun tingkah laku. Kitapun sering tidak menyangka jika orang-orang tersebut sangat dekat dengan kehidupan kita. Entah teman, sahabat, pasangan ataupun keluarga sendiri.
Selama menjalin hubungan dengan mereka, aku selalu berkorban. Entah berkorban hati, fikiran dan tenaga. Mungkin kemudian hari mereka menjadikan ku sebagai sosok yang lebih buruk.
Apakah aku berani memutuskan hubungan dengan orang-orang ini? jawaban nya mungkin iya ataupun tidak. Terlebih jika hubungan kita sudah terlalu dekat. Hal ini yang kemudian membuatku terjebak pada zona rasa tidak nyaman, selalu merasa tidak enak an, canggung.
Butuh sebuah keberanian untuk mengakhiri racun yang sudah terlanjur ditenggak. Sebab jika kita terlalu banyak mengkonsumsinya, bukankah bisa jadi di lain hari kita akan overdosis?
Air berkumpul dengan air, minyak berkumpul dengan minyak, setiap orang berkumpul dengan jenis dan wataknya. -Tan Malaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H