Lihat ke Halaman Asli

Maaf, Anda Siapa?

Diperbarui: 21 Februari 2023   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Drrtttt ... Drrttt. 

Gawaiku berulang kali bergetar. Aku meraih benda pipih berwarna hitam itu kemudian membuka aplikasi WA. Sebuah pesan masuk di grup Alumni SMA. 

"Innalillahi ..." aku berteriak tertahan. Ibu dari Ungguh, teman masa SMA-ku, akhirnya benar-benar dinyatakan meninggal. Masih ingat betul dalam ingatanku, seminggu yang lalu grup sebelah menebar isu tentang meninggalnya ibunda Ray. Setelah mengkonfirmasi ulang ternyata berita itu tak benar sama sekali. Keadaan beliau memang kritis dan hanya mampu terbaring di rumah sakit.

"Benar-benar tak bertanggung jawab!" geramku waktu itu. Ingin rasanya mematahkan jari-jari si penebar gosip yang tak bertanggung jawab tersebut. Kok bisa memuat berita tanpa cross-check? 

Hari ini berita kematian itu sudah benar-benar bisa dipercaya. Ungguh sendiri langsung menanggapi puluhan ucapan bela sungkawa dari teman-temannya yang beberapa menit kemudian telah memenuhi ruang chat. Aku masih termenung dan terpaku. Seketika jiwaku merasakan dalam posisi Ungguh, kuatkah aku bertahan menopang tubuh ini jika dalam waktu kurang dari dua bulan empat orang yang kita sayangi pergi silih berganti? Mulai dari adik, disusul ayah, kemudian kakak dan terakhir ibunya. Hah! Sesak rasanya. Dunia seakan-akan kiamat.

Tes ... tes ...

Tanpa kendali air mataku mengalir tak terbendung. Aku terisak, bahkan tersedu-sedu semakin dalam.

"Halo Yan, mau ikutan takjiah?"

"Tentu. Gabung ya."

"Siap. Mau nunggu di mana?"

"Perempatan Taman Awirarangan. Kebetulan aku masih di rumah ibuku, semalam nginap di sini."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline