Lihat ke Halaman Asli

Nada Suara dan Dominasi Lawan Bicara, Menunjukkan Siapa Anda

Diperbarui: 12 September 2023   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sekitar kita baik lingkungan sekolah maupun kantor, selalu ada orang yang sepertinya tidak sadar bahwa dia telah berbicara dengan suara yang begitu tinggi, sehingga terkadang harus ditegur agar mau memelankan volumenya.

Jika hal  ini terjadi ketika orang tersebut sedang marah atau memanggil orang lain di kejauhan, wajar saja. Namun, ada juga orang yang memang sudah bawaannya bicara dengan volume yang keras atau bernada tinggi.

Dalam Psikologi Perkembangan Anak, seorang anak yang memiliki kebiasaan berteriak saat bicara pada orang lain, pada dasarnya  memiliki kebutuhan yang tidak terpenuhi. Beberapa hal penyebab seorang anak lebih senang bicara tinggi, misalnya  karena terbiasa bicara keras dari orang tuanya atau karena lingkungannya bicara tinggi, mencari perhatian pada sekeliling, dan sering dimarahi dan  dibentak.

Bagaimana dengan orang dewasa?

Kebiasaan  bicara dengan suara tinggi bak berteriak ini akan menguntungkan buat  profesi  seorang pembicara atau guru, sehingga tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk menyampaikan materi. Tapi di sisi lain, bawaan ini juga bisa membuat seseorang dicap kurang sopan atau dianggap sebagai orang yang suka marah-marah

Para peneliti mencoba mencari tahu mengapa ada orang yang bisa berbicara dengan suara tinggi, sementara yang lainnya lebih suka bicara pelan.

Dr Amee Shah, Direktur Speech Acoustics and Perception  Laboratory di Cleveland State University menjelaskan, "Ada 4 faktor yang membedakan hal ini, ada komponen biologis, patologis, kepribadian serta budaya. Kadang suara tinggi atau pelan dipengaruhi oleh bagaimana ia dibentuk,",

Dr Shah menjelaskan peran dari masing-masing komponen tersebut terhadap volume suara yang dimiliki seseorang yaitu:
1. Secara biologis semua orang lahir dengan ukuran laring dan kedalaman pita suara yang berbeda-beda, serta beberapa orang memiliki paru-paru yang lebih kecil sehingga tidak bisa menghasilkan aliran udara yang cukup untuk menciptakan volume suara yang tinggi.

2. Secara patologis volume suara seseorang disebabkan oleh perubahan dalam tingkat jaringan atau getaran dari pita suara. Pada beberapa orang yang merokok seumur hidup, memiliki bodul atau polip di pita suara umumnya suaranya pelan karena pita suaranya tidak bergetar cepat.

3. Kepribadian yang dimiliki juga berperan. Beberapa orang yang pemalu, menarik diri, merasa tidak nyaman dengan situasi sosial serta bukan tipe orang yang suka berbicara biasanya memiliki suara yang kecil. Namun jika seseorang sudah percaya diri atau pemberani biasanya ia memiliki suara yang tinggi.

4. Faktor budaya, kadang budaya tertentu membuat seseorang terbiasa dengan suara tinggi atau teriak, tapi ada pula budaya tertentu yang mencegah orang berbicara tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline