Selasa sore di akhir agustus itu adalah sore yang cerah. Setelah anak-anaknya siap, Maya lalu membawa mereka untuk mengikuti kelas bahasa Inggris untuk anak-anak, yang di berikan oleh pak Robert,seorang pengajar yang baru saja menyelesaikan pendidikan S-2nya di Australia.
Joel dan Joyce, anak-anaknya juga sangat antusias untuk mengikuti kelas itu. Sepertinya aura pak Robert lebih memiliki medan magnet yang lebih besar ketimbang dirinya yang kerap mencoba untuk memberikan pendidikan bahasa Inggris di rumah dengan sedikit modal cuap-cuap yang dimilikinya. Dengan alasan biar anak-anak bisa bersosialisasi dengan kawan-kawan barunya, maka setiap hari Selasa Maya selalu meluangkan waktu untuk mengantar dan menunggui mereka hingga selesai.
Angin kencang berhembus, meniup rambutnya dan hawa dingin seperti menusuk kulitnya. Ia lalu mengenakan jaketnya. "Sekarang sudah hangat," katanya setengah berbisik kepada hembusan angin. Ia lalu melanjutkan bacaannya. Di halaman ketiga puluh, ia berhenti sebentar setelah sosok dua anak mencuri perhatiannya. Bocah berbaju merah dan bocah berbaju kuning yang memegang keranjang plastik. Dari balik pohon mereka saling mendorong sebelum salah satu dari mereka berkata, "tanta, tanta mau beli kue ko?"
Maya lalu teringat lembaran dua puluh ribuan di saku jaketnya, "kue apa? Mari kesini," jawab Maya dengan tersenyum. Dan setengah berlari dua bocah itu lalu menghampirinya.
"Ini tanta, yang bungkus pisang ini namanya kue lemet, yang bulat-bulat ini namanya kue onde goreng dari ubi tanta, dan yang ini tanta sudah tahu kan namanya?" kata bocah berbaju merah perlahan-lahan sembari mengatur irama napasnya tak lupa senyum terus menghias wajahnya.
"Oh belum, itu kue namanya apa?"
"ah tanta son tahu ko ini kue pung nama?" kata bocah berbaju merah yang sedari tadi mendominasi percakapan, dengan wajah dibuat terperanjat dan dengan senyum menahan tawa.
Tentu saja itu kue pisang. Kalau di tempat kelahirannya pisang yang digoreng itu selalu disajikan atau dijual berbonuskan sambal belimbing atau sambal tomat yang digoreng, tapi tidak di tempat mereka tinggal, pisang goreng tak bertemankan sambal.
Tangan anak yang berbaju kuning terlihat sedang mengambil buku Maya.
"Tanta suka baca buku?"
"Iya. Kalian suka tidak?"