Beberapa hari ini saya mendapat teguran dari Yang Mahakuasa. Kebiasaan saya mengobrol dengan orang-orang ternyata perlu direm. Empat tahun yang lalu saya menulis tentang Uji Tiga Socrates dalam artikel yang berjudul Bijak Berbagi Informasi. Namun ternyata saya harus belajar sepanjang hayat lebih giat lagi untuk menjadi bijak bestari.
Tidak mudah memang tapi jangan sampai menyesal kemudian. Saat ini saya sangat sedih karena merasa (akan) kehilangan sahabat dekat yang menjadi sosok model keluarga peduli pendidikan. Beruntung sekali saya dikelilingi sahabat-sahabat yang ahli di bidang komunikasi dan pengacara handal yang selalu sigap membantu.
Saya mendapat penguatan dari kedua mentor di komunitas N21. Saya juga bebas mengekspresikan perasaan sejak mengalami musibah ini sekaligus pelukan hangat dalam bentuk kata-kata dan suara dari Lovely dan sahabat-sahabat perempuan di Operet. Tidak hanya itu,saya bahkan mendapatkan bimbingan dari Gatot, pengacara handal yang selalu sigap membantu. Saya belajar untuk merespon dengan baik dan penuh rendah hati. Respon santun dan dukungan dari sahabat-sahabat jurnalis juga sangat membantu saya untuk kembali belajar.
Uji Tiga Socrates (469-339 SM)
Bagi Anda yang senang berbagi saat mendapat kiriman pesan, berita, foto, dan lain-lain, sebelum menyampaikan kepada publik sebaiknya Anda perlu membiasakan bertanya untuk menguji tiga hal berikut:
1. Apakah anda benar-benar yakin bahwa apa yang akan Anda sampaikan itu sudah benar?
2. Apakah yang akan Anda sampaikan adalah sesuatu yang baik bagi Anda, teman Anda, keluarga Anda?
3. Apakah yang ingin Anda sampaikan berguna bagi teman Anda?
Jika jawaban ketiga pertanyaan tersebut adalah tidak apalagi tidak benar-benar yakin, tidak tahu, ragu, lebih baik simpan informasi tersebut untuk Anda sendiri. Sesal kemudian tak berguna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H