Lihat ke Halaman Asli

Yanti Sriyulianti

Berbagilah Maka Kamu Abadi

Peduli Perempuan dan Ramah Anak

Diperbarui: 2 Agustus 2022   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

duta televisi indonesia

Jum'at Mubarok bukan sekedar istilah. Ada banyak momen yang menawan hatiku yang dimulai pada hari Jum'at. Obrolan Perempuan Tangguh atau Operet digelar pertama kali pada 17 April 2020. Hari Jumat. Video Captain Isma, pilot perempuan pertama di Ettihad yang membanggakan dan infografis Rumah KerLiP yang dibuat Fitry menambah semarak Jumat Mubarok. 

"Ibu harus pergi ke BSI, Teh! Tolong handle sesi presentasi Pak Hajrul bersamaan dengan Kultur Parenting Pagi ya, "ujarku sambil bergegas memenuhi undangan BSI. Tanpa banyak bicara, Fitry menyiapkan zoom dengan sigap.

Di kota yang terdampak gempa, Ketua Dewan Pendidikan yang juga koordinator Pembangunan SDM ini sedang sibuk menyiapkan berkas. "Bu, Rasdin siap mengikuti follow up siang ini, pukul 14 wita ya, "pesan singkatnya muncul. Tiba bersamaan dengan 11 berkas usulan perbaikan RPJMD yang pernah kususun 6 tahun yang lalu. Pak Hajrul sedang membantu Bupati Mamuju.

 Tak pernah terbersit sedikit pun di benakku mengisi hari-hari dengan kegiatan seperti kemarin. 

"Dia, perempuan paling kuat yang aku kenal,"kata sahabat lama yang mendukung penuh setiap inisiatifku. Operet lahir dari kebutuhan kami untuk mencari teman perempuan. Kepiawaiannya mengatur waktu dan melayani sesama sangat luar biasa. Ratusan perempuan mengobrol di wa grup Operet, telegram, facebook page, Instagram.. 

Satu per satu mengisi acara rutin di zoom yang kami gelar setiap Senin, Rabu,  dan Jumat. "Stop Judging Start Hugging adalah motto Operet yang kami kawal dengan harapan makin banyak perempuan yang mau saling memeluk tidak menghakimi, "ujarku kepada Diana teman se almamaterku. Jurnalis Duta TV Banjarmasin mengundangku bicara. Kami tapping di Hari Perempuan  Sedunia.

Cantikku Perlu Jujur

Bersikap dan berkata jujur tentang perjalanan hidup ternyata masih menakutkan bagiku "Alhamdulillah setelah menyimak live streamingnya, tak ada yang perlu dikhawatirkan, "ujarku kepada Fitry selepas menyimak Duta TV. Ketakutanku yang terbesar adalah melukai hati anak-anak tercinta.  Sampai saat ini aku berusaha menjaga agar tak ada yang terluka oleh penuturanku. 

Ya, bagi perempuan, anak adalah nyawa. Dalam banyak kejadian terutama di daerah bencana, seringkali perempuan dan anak menjadi korban karena panggilan jiwanya sebagai ibu membuat perempuan berpikir lebih lama untuk menyelamatkan diri. Ini menjadi alasan terkuat mengapa aku bekerja untuk anak dan perempuan.

Tulisan ini tersimpan lebih dari setahun yang lalu. Dua minggu sebelum bapaknya anak-anak terserang stroke infark di tengah-tengah perjuangan kami mempertahankan rumah kerlip di Kanayakan. Dia sudah berpulang ke keabadian 4 bulan yang lalu meninggalkan banyak hal yang harus kuselesaikan.

Aku mulai menata ulang impian bersama anak-anak. Masih banyak yang menahanku terbang lepas menggalang dukungan untuk membangun ekosistem yang menyejahterakan anak dan perempuan di daerah sangat tertinggal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline