Lihat ke Halaman Asli

Yanti Sriyulianti

Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu, Ayah, Bangun! Anak-anak Menunggu Kita, Pendidik Utama dan Pertama!

Diperbarui: 17 Agustus 2020   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

covid19.sidoarjokab.go.id

Ibu, ayah, pada tahun 1966, sekolah tutup selama setahun. Apakah generasi yang mengalaminya jadi bodoh? 

Ada Profesor Miko, Kak Seto, dan Dr. Aman Pulungan,  ketua IDAI juga kakek-nenek yang melahirkan dan membesarkan kita lho!  

Saya dan teman-teman seangkatan, juga ibu dan ayah pernah mengalami perpanjangan sekolah satu semester. Apakah hasilnya membuat angkatan kita bodoh semua?

Ibu, Ayah

Saat ini kita sedang mengalami situasi darurat, hampir di seluruh pelosok dunia. Pemerintah Indonesia sudah berusaha keras melindungi anak-anak kita dengan menghapus kebijakan Ujian Nasional, merelaksasi BOS dan BOP untuk mendukung pembelajaran jarak jauh,  menerbitkan norma, standar, prosedur, dan kriteria Belajar Dari Rumah. Semuanya demi anak-anak dan kita menjaga kelangsungan hidup dengan Adaptasi Kebiasaan Baru dan Hidup Sehat di masa pandemi COVID19 dengan dukungan psikososial yang tepat.

Ibu, Ayah

Allah menitipkan amanah ilahi kepada kita. Dan kita menyambut kelahirannya dengan suka cita. Namun, apa yang kita lakukan ketika buah hati kita masuk sekolah? Kita biarkan anak-anak tumbuh kembang dengan teman sebaya. Apakah kita tahu bahwa sebagian besar anak yang mengaku pernah dibully? Apakah kita sudah menjadi teladan yang baik bagi anak kandung kita? Kita sibuk dengan kegiatan kita sendiri. Hampir tak ada waktu untuk bercengkerama dengan mereka. 

Ibu, Ayah

Bangunlah dari tidur panjang itu.  Berhentilah menuding guru-guru ketika ada anak yang menunjukkan perilaku salah. Permata hati anugerah Ilahi ini membutuhkan kasih sayang dan belaian kita agar siap menghadapi tantangan jamannya. 

Ibu, Ayah

Kita tidak diminta melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh sendirian. Guru sudah menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran  jarak jauh daring dan luring. Tak ada tuntutan untuk menuntaskan kurikulum. Tak ada tuntutan untuk meraih angka tertentu. Kita hanya diminta untuk tetap membimbing anak-anak tercinta melakukan Adaptasi Kebiasaan Baru,  Gembira bermain dan belajar dari rumah, belajar kecakapan hidup, dan memperkuat karakter sebagai warga negara yang baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline