Lihat ke Halaman Asli

Yanti Sriyulianti

Berbagilah Maka Kamu Abadi

Jamjam Muzaky dan Para Penyintas Tangguh Pasigala

Diperbarui: 28 Agustus 2019   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

"Saya selalu ingin saya ketemu Mas Tafsir kalau bertugas ke Palu, ia teman diskusi yg bisa mengkritisi dan selalu tersenyum. Semalam pas diajak teman-teman pusdatin saya minta mas Tafsir datang"

Gempa bumi dan tsunami yang diikuti likuifaksi di Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Muotong pada saat adzan magrib, 28 September 2018 meluluhlantakkan rumah, jalan, jembatan, dan fasilitas publik lainnya termasuk sekolah. Jamjam Muzaki, Direktur Litbang Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan yang bekerja sebagai tenaga ahli pendidikan inklusif dan penanggulangan bencana di Kemdikbud selalu hadir paling awal di lokasi yang terkena bencana  termasuk di Palu untuk membantu LPMP Sulteng mengaktifkan Pos Pendidikan.

Kisah Bang Tafsir melengkapi pesan yang dikirim Jamjam menjelang boarding dari Palu ke Jakarta pagi ini. 

"Bang Tafsir ini yang awal-awal di pos pendidikan membantu saya menstrukturiaasi data. Posisi beliau adalah operator BOS".

"Orangnya irit bicara, tapi kerjanya efektif. Minggu-minggu pertama disana, bang Tafsir ini helpfull banget, padahal dia sendiri adalah korban, rumahnya hancur, katanya saat itu dia tinggal sembarang, cari2 kontrakan, dst..."

"Cuma dia gak bisa selalu datang pagi, kalau ke pos pendidikan datang agak siang, tapi bisa sampai malam standby di pos sampe mengeluarkan rekap-rekap dan laporan harian".

"Belakangan saya tahu, anaknya hilang dan baru kembali setelah 28 hari. Semalam dia bilang ke saya, mas Zam saya dulu gak bisa datang pagi ke pos pendidikan karena tiap pagi saya keliling cari anak saya, agak siangan baru bisa ke kantor atau ke pos pendidikan. Sontak langsung saya rangkul bahunya".

"Ya Allah bang Tafsiiiir, sungguh luar biasa mentalnya... masih bisa melayani dengan tersenyum, meskipun terlihat kusut saat itu... bahkan dia sering antar saya pakai motornya... "

"Bu Lisma dan bang Chusni teman kerjanya di pusdapendik saja baru tahu semalam..."

"Kalau saya, akan langsung pingsan bangun pingsan lagi, boro-boro bisa kerja, "ujar bu Lisma

"kalau saya saya tak bisa, saya mau pegi cari anak, bodo amat atasan nyuruh saya,"imbuhnya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline