Hari sudah agak siang. Matahari mulai di atas kepala. Arif, Galih, dan Yoga masih asyik bermain lato-lato di belakang rumah sambil menghirup udara segar. Hari ini mereka libur awal puasa. Namun, tiba-tiba Yoga, si kecil duduk diam di bawah pohon alpukat. Kepalanya disandarkan pada batang pohon. Tangannya memegang perut.
Arif tanggap pada adiknya yang masih keci. Ia dekati lalu disentuh tangan adiknya.
"Lho, kenapa Dik," tanya Arif agak heran. Ditegakkan kepala adiknya.
"Lapar," ucap adiknya pelan. Matanya berkaca-kaca.
Sang kakak mengerti akan adiknya yang masih duduk di kelas 2 itu. Ia pun mengajak masuk rumah. Yoga awalnya enggan, tetapi menurut juga ajakan kakaknya. Mereka pun duduk di kursi panjang dekat dapur.
"Dik, perutnya sakit? Mau batal puasa?
"Tidak, aku ingin tetap puasa,tapi ...," ucap Yoga tak diteruskan.
"Tapi apa?" Arif penasaran
"Pinjam HP dong Mas!"
"Lho, Mas juga gak boleh main HP kok Dik. Bagaiman kalau kita di perpustakaan Bunda saja," ajak Arif. Namun, si Yoga minta tolong dipinjamkan sama Bundanya.