Lihat ke Halaman Asli

Yanti

Dream until your dream come true

Menjejakkan Kaki di Negeri Es dan Api (2)

Diperbarui: 1 Mei 2018   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokulsarlon Glacier Lagoon (Dok. Pribadi)

Pada awal ditemukan oleh bangsa Viking sekitar tahun 874, Islandia disebut sebagai "Snowland", mungkin dahulu kala sebagian besar wilayahnya masih tertutup salju. Saat ini sekitar 10% area Islandia merupakan glacier (bongkahan/batu es yang terbentuk akibat akumulasi dari salju yang sangat banyak yang belum mencair). Taman nasional Vatnajokul yang berada di sisi tenggara Islandia merupakan glacier terluas di Eropa.

Islandia berada pada di atas lempeng tektonik Amerika Utara (North American Plate) dan lempeng Eurasia (Eurasian Plate). Lanskap Islandia dipengaruhi oleh letusan gunung berapi sehingga banyak dijumpai geysir, sumber air panas serta padang lava (lava fields). Lava field merupakan area yang sangat luas bekas aliran lava gunung api yang meletus. Padang lava yang selama ini pernah saya lihat berupa padang pasir, bebatuan atau rumput. Namun di Islandia terdapat padang lava berupa lumut (moss).

Salah satu padang lumut yang saya lewati adalah padang lava Eldhraun dalam perjalanan di sisi selatan Islandia (South Coast). Luas padang lumut tersebut sekitar 565 km2, terbentuk akibat letusan Gunung Laki pada akhir tahun 1700an. Saat bis melewati padang lava tersebut, serasa berada di karpet hijau yang sangat luas. Sayang sekali bis tidak berhenti, jadi tidak bisa foto-foto disana.

Djupalonssandur, Snaefellsnes Peninsula (Dok. Pribadi)

Untuk menjelajah keindahan Islandia memang perlu sedikit "perjuangan". Jarak tempuh yang jauh dan hampir tidak ada transportasi publik/umum. Selain aurora, glacier menjadi salah satu lokasi favorit yang dikunjungi. Untuk mengunjungi lokasi glacier saya mengikuti day tour selama 14 jam melalui rute sisi selatan Islandia (South Coast) sampai ke Jokulsarlon glacier Lagoon.

Jalur South Coast membentang sepanjang 391 km dari Reykjavik atau sekitar 780 km rute bolak balik. Memang kalau mengikuti tur selama 2 hari, perjalanan bisa lebih santai. Sepanjang jalur tersebut terdapat beberapa lokasi yang dikunjungi, antara lain air terjun dan pantai yang berpasir hitam.

Perjalanan panjang terbayar dengan pemandangan glacier yang menakjubkan. Apalagi cuaca sangat mendukung, meskipun sebelum sampai ke lokasi glacier, cuaca mendung. Namun tiba-tiba cuaca berubah menjadi cerah.

Pantai berpasir hitam (Dok. Pribadi)

Pada hari berikutnya, saya mengunjungi Semenanjung Snaefellsnes yang berada di sisi barat Islandia (west coast) Jarak tempuhnya sedkit lebih pendek, sekitar 500 km atau sekitar 11 jam rute pulang pergi dari Reykjavik. Di sisi barat ini pemandangannya sama indahnya dan unik.

Sebagai informasi, jika mengikuti grup tour harian, biaya tur belum termasuk makan/minum/snack. Biasanya bis berhenti beberapa kali di kafe/restoran untuk istirahat, namun kalau mau makan/minum harus bayar sendiri. Kalau bawa bekal sendiri, tidak diperbolehkan makan di dalam restoran.

Harpa Concert Hall (Dok. Pribadi)

Di hari terakhir,sebelum saya meninggalkan Islandia, saya berkeliling di kota Reykjavik. Kali ini saya tidak menggunakan guide atau mengikuti tour. Ada beberapa bangunan yang menjadi landmark kota Reykjavik, yaitu bangunan gereja Hallgrimkirja yang merupakan bangunan tertinggi serta Harpa Concert Hall, bangunan yang dindingnya terbuat dari kaca. Sesuai namanya, gedung ini sering digunakan untuk konser musik. 

Karena seharian hujan deras dan dingin, tidak banyak yang saya kunjungi di kota Reykjavik. Tapi yang tidak boleh dilewatkan adalah belanja souvenir, meskipun harga souvenirnya membuat saya akhirnya berpikir ulang untuk membelinya.

Perjalanan di Islandia harus berakhir, mungkin belum ada setengah dari seluruh wilayahnya yang saya kunjungi.  Perjalanan terjauh dan termahal yang pernah saya lakukan. Tapi semua itu terbayar dengan pengalaman yang pasti akan dikenang selamanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline