Setelah perjalanan panjang Jakarta-Singapura-Finlandia-Denmark-Islandia dengan waktu terbang sekitar 18 jam (diluar waktu transit), akhirnya saya mendarat di bandara Keflavik, Islandia disambut dengan cuaca sore yang cerah.
Pengecekan imigrasi dilakukan sewaktu mendarat di Helsinki, Finlandia. Petugas imigrasi menanyakan beberapa hal terkait perjalanan saya, antara lain dengan siapa saya datang, tujuannya apa, serta meminta bukti tiket kembali ke Indonesia.
Setelah pengambilan bagasi, saya segera menuju pintu keluar dan mencari lokasi parkir bis yang akan mengantar ke Reykjavik, ibukota Islandia. Tiket bus sudah saya pesan sejak dari Indonesia secara online. Harga tiket sekali jalan sebesar EUR17,1 atau sekitar 300 ribu rupiah. Memang cukup mahal untuk perjalanan yang hanya sekitar 45 menit, apalagi kurs Euro sedang tinggi. Bis berkapasitas penumpang sekitar 55 orang dilengkapi dengan fasilitas Wifi yang sinyalnya lumayan kencang. Penumpang diantarkan ke halte bis terdekat dengan hotel tempat menginap. Apabila ingin diantarkan langsung ke depan hotel, harus membayar biaya lebih.
Sesampainya di penginapan, saya segera bersiap-siap lagi untuk mengikuti tur Aurora. Tur ini juga sudah saya pesan secara onlinesejak di Indonesia. Meskipun masih capek dan jetlag, namun saya tetap semangat karena berdasarkan informasi cuaca dari websiteBadan Meteorologi Islandia, malam itu aktivitas aurora ada di level Moderate.
Saya berdoa semoga cuaca cerah yang menyambut saya, bertahan hingga malam hari. Meskipun kalau gagal melihat aurora malam ini, besoknya masih bisa ikut tur tanpa kena biaya. Biasanya operator tur memberikan fasilitas re-booking tanpa biaya tambahan. Pengembalian biaya tur juga bisa dilakukan apabila tur dibatalkan oleh operator karena kondisi cuaca. Voucher tur berlaku hingga 2 tahun, jadi kalau tahun ini belum beruntung, bisa dicoba lagi tahun depan..#nabunglagi
Saya mengikuti tur yang dimulai jam 9 malam. Perlengkapan 'perang' yang sudah saya bawa segera disiapkan: baju thermal, jaket, kamera, tripod dan tidak ketinggalan coklat panas untuk menahan udara yang dingin (baca juga artikel ini)
Bis yang kami tumpangi menuju keluar kota sekitar 35 menit dari Reykjavik untuk menghindari kontaminasi cahaya lampu. Sesampainya di lokasi pengamatan, sudah banyak bis wisata lainnya yang parkir. Ternyata malam ini 'mbak aurora'banyak fans-nya. Mendung masih tampak menutupi langit, meskipun tampak beberapa bintang yang memberi sedikit harapan. Setengah jam menunggu, belum ada tanda-tanda aurora menampakkan diri.
Sekitar jam 10, tanda-tanda aurora mulai sedikit memberi harapan. Tampak cahaya kehijauan muncul di langit, namun kemudian menghilang. Pengunjung mulai bosan, beberapa pengunjung malah meninggalkan lokasi. Bahkan ada 1 rombongan bis yang meninggalkan lokasi, mungkin mencari lokasi lainnya.
Setengah jam kemudian, langit tampak mulai cerah. Mendung yang tadi menutupi langit, pelan-pelan mulai tertiup angin dan tampaklah cahaya kehijauan yang sudah ditunggu-tunggu. Aurora akhirnya menampakkan diri!
Kami segera mencari posisi yang strategis untuk menikmati aurora. Selama beberapa menit saya hanya terdiam, aurora memang cantik, seakan menghipnotis seluruh pengunjung malam itu.
Saya segera menyiapkan kamera yang sudah terpasamg di tripod dan mulai memotret. Ternyata cahaya aurora lebih jelas tertangkap oleh lensa kamera (Alasannya ada disini). Aurora menari-nari di langit dan gerakannya cukup cepat. Warna aurora pun berubah-ubah: hijau, agak kuning dan keunguan.