[caption id="" align="aligncenter" width="491" caption="Laga Tinju antara Manny Pacquiao vs Floyd Maywether (sumber: mirror.co.uk)"][/caption]
Laga tinju bertajuk "The FIght of Authority" menjadi milik Floyd Maywether jr. Ketiga juri, Burt Clements, Dave Moretti (both based in Nevada) dan Glenn Feldman (Avon, Connecticut) memberikan kemenangan angka mutlak (unanimious decision) 118-110, 116-112, 114-110, bagi petinju Amerika kelahiran Michigan, USA, 38 tahun lalu. Petinju Amerika tersebut berhasil mengemas rekor baru 47 kali menang tanpa sekalipun menderita kekalahan. Sementara bagi Pacquiao, partai ini membuat rekor kekalahannya bertambah menjadi 6 kali dengan kemenangan 57 kali.
Euforia tinju dunia yang diimpikan berlangsung sengit, sepertinya tak terjadi di MGM Grand, Nevada. Gala Tinju Besar antara Manny "The Pacman" Pacquiao melawan Floyd "Pretty Boy" Maywether berlangsung sangat hati-hati. Pertarungan yang dinantikan jutaan pencinta tinju dunia selama satu dekade belakangan ini akhirnya terpuaskan pada Sabtu, 2 Mei 2015 waktu Nevada, Las Vegas atau pukul 11.00 waktu Jakarta (Minggu 3 Mei 2015). Namun, laga akbar yang dihelat di MGM Arena dengan disaksikan setidaknya 16.800 penonton (versi tvone) setidaknya kurang terpuaskan, bahkan mungkin mengundang kontroversi (?).
Kedua petinju sejatinya baru memulai serangan sejak menit kedua. Pac Man lebih banyak berinisiatif untuk menyerang petinju nomor satu di Amerika. Beberapa kali petinju asal Filipina tersebut berusaha menggelontorkan pukulan ke wajah Maywether. Namun, sampai akhir ronde ke 4, Petinju Amerika yang dibayar sekitar 1,5 Triliun (detik.com) masih mampu membendung pukulan-pukulan keras Pacquiao. Pada ronde ke 7, Maywether bergantian menyerang Pac Man. Petinju bergaya fighter tersebut beberapa kali berusaha mengambil jarak jauh dan memberikan straight yang keras ke wajah Pacquiao. Namun, di akhir ronde ke 7, justru A Mithic Hero of Filipines (versi telegraph.co.uk) sesekali berhasil mencuri peluang untuk menjatuhkan straight ke wajah The Pretty Boy. Petinju bergaya Boxer, yang juga menjadi anggota parlemen Filipina memberikan pukulan keras ke wajah bawah Maywether. Namun, kuatnya stamina dan jarak yang terjaga baik membuat The Pretty Boy tidak sulit keluar dari serangan Pacquiao. Sampai ronde ke 10, kedua petinju masih belum terkalahkan. Partai tinju yang bertajuk "The Fight of Century" akhirnya berakhir dengan kemenangan angka mutlak bagi Floyd Maywether Jr. Padahal, secara keseluruhan, Manny the Pacman sebetulnya lebih banyak mendominasi, sementara The Pretty Boy lebih defensif dan banyak menunggu , menjaga jarak aman, dan berlari dari serangan Pac Man. Apakah kontroversial?? Penonton di MGM meneriakan: Boooooo Tak tahu beberapa pecinta tinju yang merasa hasil ini kurang fair. Tetapi sebagai pecinta tinju, saya melihat keputusan juri kurang jeli (untuk tidak mengatakan kurang fair). Namun, bagi pengamat tinju di tvone, seharusnya Pacquiao yang memenangkan duel akbar ini. Tak berbeda dengan mereka, hampir sebagian penonton yang menyaksikan langsung Gala Akbar ini juga menanggap sinis dan kontroversial, bahkan mereka meneriakkan 'booooo' ketika Maywether menaiki tali di sudut ring. Apa maksudnya demikian? ataukah karena kepribadian Maywether yang kurang disukai? Tetapi yang pasti, banyak pencinta tinju yang ingin menyaksikan rematch duel bersejarah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H