Lihat ke Halaman Asli

Yansean Sianturi

learn to share with others

Siapa Capres yang Didukung Jokowi, Kaesang dan PSI?

Diperbarui: 28 September 2023   18:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : https://rm.id/

Arah perubahan zaman adalah suatu keniscayaan dan tidak bisa ditolak. Kemenangan partai anak-anak muda yang semula tidak diperhitungkan dibelahan dunia manapun ternyata telah terjadi di berbagai negara, termasuk tetangga kita yaitu Thailand. Gen Z dan Milenial merupakan generasi yang lahir dan menjadi motor penggerak dari perubahan tersebut. Karakteristik dan ciri-cirinya dapat dilihat pada perilakunya, yaitu : kritis pada isu-isu sosial, lingkungan, multikulturalisme, komunikasi via medsos, ingin serba cepat dan praktis serta berorientasi pada teknologi. Generasi muda mulai berpikir mengenai masa depannya dan ingin mengambil peran aktif termasuk dibidang politik. Wajar saja, karena masa depan adalah milik mereka sedangkan yang lebih tua berpikir dominan tentang yang bisa dikerjakan saat ini.

Sama seperti Reformasi tahun 1998 yang dimulai oleh anak-anak muda (mahasiswa), namun sekarang mereka telah berumur lebih dari 40 tahun. Kemajuan dan karya yang dibuat oleh anak-anak muda tahun 1998 dalam membangun Indonesia belum selesai dan sedang berproses. Namun, tetap ada kesenjangan ide dan gagasan serta pemikiran antar generasi. Aspirasi dan harapan dari Gen Z serta milineal yang tersumbat dan belum didengar perlu juga ditampung. PSI, sebagai partai anak muda telah melihat hal tersebut dan ingin memperjuangkan suaranya melalui jalur konstitusional. Sekedar masuk parlemen saja ternyata tidak cukup, jumlah kursi anggota legislatif juga menentukan terutama dalam voting saat mengambil kebijakan. Terbukti bahwa jumlah suara yang kurang signifikan di DPRD DKI membuat peran PSI sebagai partai representasi anak muda sering terkendala.

Belajar dari pengalaman tersebut pada pemilu tahun 2024, nanti. PSI sebagai partai berkeinginan agar masuk parlemen di Senayan dan melampui ambang batas 4% (Parliamentary Threshold). Bila perlu bukan hanya sekedar lolos 4% tetapi memiliki jumlah kursi yang signifikan di DPR. Agar target dan tujuan tersebut dapat tercapai, PSI sebagai partai tetap tegak lurus pada Jokowi dan bersikap "Ojo Kesusu". Kembali menyerap aspirasi dari rakyat sambil menunggu nama para cawapres yang akan digandeng oleh para Capresnya yaitu Ganjar atau Prabowo.  PSI, sebagai partai yang pertama menggaungkan ide dan gagasan model kepemimpinan " Jokowisme" hampir dipastikan tidak mungkin mendukung Anies Baswedan yang membawa konsep perubahan.

PSI berpandangan bahwa pembangunan yang telah dikerjakan dan diletakkan kembali dasarnya oleh Presiden Jokowi perlu dilanjutkan dan ditingkatkan. Figur pemimpin yang nanti didukung oleh PSI, tentunya yang mampu melanjutkan kerja-kerja yang telah dibuat oleh Jokowi dan tidak membawa kearah kemunduran bagi bangsa ini. Semenjak Ketum PSI dijabat oleh Kaesang Pangarep putra bungsu Jokowi, publik mulai menduga bahwa politik Jokowi akan berlanjut. Apalagi sebagai partai yang tegak lurus pada Jokowi, PSI terlihat dekat dan selalu berkonsultasi serta mendengar arahan Jokowi. Wajar saja bila persepsi masyarakat berkembang dan menduga bahwa dukungan Jokowi pada salah satu capres ada pada keputusan dan dukungan PSI. Namun, sebagai partai yang otonom tentunya PSI dan Ketua Umumnya akan bersikap mandiri dalam memutuskan dukungan Capresnya.

Mari sama-sama kita tunggu tanggal dan jam main tayangnya.

Salam Demokrasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline