Lolos verifikasi faktual KPU, Partai Solidaritas Indonesia berhak ikut Pemilu tahun 2019 sebagai peserta Parpol nomer urut sebelas (11). Partai yang sebelumnya dipandang sebelah mata karena tergolong baru, minim sumber dana dan tidak mau tergantung pada ketokohan individu serta kepengurusan yang diisi oleh kaum muda. Namun, keraguan tersebut dijawab dengan bukti nyata sebaran kepengurusan dan keanggotaan di Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Selain itu, release dari berbagai lembaga survey menyatakan bahwa tingkat elektabilitas partai terus meningkat bahkan telah melampui beberapa partai lama yang lebih berpengalaman ikut Pemilu. Mengapa bisa mengejutkan seperti itu? Ya, memang mengejutkan, tetapi hal ini dapat ditelaah dengan bermacam alasan dan argumen yang dapat diterima oleh semua. Wajar saja elektabilitas terus meningkat, karena salah satu faktornya adalah mayoritas anggota kaum muda yang tentunya memiliki energi dan semangat yang kuat. Partai tidak sulit masuk ke kaum muda dan meraih simpati karena sesama kaum muda bahasanya lebih nyambung, istilah gaulnya membawa aspirasi "anak jaman now" dan lebih kekinian. Pengurus dan anggota partai telah menggunakan media sosial Facebook, Instagram dan Twitter secara aktif dan mengajak warga muda untuk paham serta berpartisipasi dalam kegiatan politik.
Kelebihan berikutnya, partai ini membawa platform tentang solidaritas, pluralitas beragama, suku, dan bangsa di tengah warna isu politik identitas akhir-akhir ini. Pengurus partai juga dibatasi maksimal 45 tahun, dan ingin mandiri tidak mau bergantung kepada seorang tokoh untuk mengangkat nama partai. Partai mengedepankan transparansi termasuk masalah sumbangan dana dan pengelolaan sumber daya lainnya. Perjuangan yang dilandasi empat nilai dasar sebagai karakter khas PSI yaitu "kebajikan, keragaman, keterbukaan dan meritokrasi" sebagai agenda dan strategi partai telah digaungkan kepada calon pemilih (masyarakat). Daya tarik lainnya, yakni menyuarakan angin perubahan dan penyesuaian tata kelola Negara agar lebih kompetitif sehingga dapat menjadi pemenang di dalam persaingan global dewasa ini. Peran aktif kaum perempuan dalam setiap pengambilan keputusan partai merupakan modal dan faktor pendorong serta potensi untuk meraih simpati dan dukungan suara dari kaum hawa pada pemilu mendatang. Masih banyak hal menarik lainnya, jika ingin dikemukakan semua halaman artikel ini akan penuh dengan program dan agenda partai.
Ramainya pemberitaan media massa beberapa hari terakhir ini, yaitu polemik diantara beberapa elit partai terkait kunjungan pengurus inti PSI ke Istana Negara telah menaikkan popularitas partai. Sebelumnya Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) berencana laporkan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Partai Solidaritas Indonesia ke Ombudsman. Mereka menilai adanya pelanggaran dalam pertemuan tersebut. "Breaking News : Hari Senin ACTA laporkan kasus "Dugaan Rapat Pemenangan Pilpres di Istana" ke Ombudsman Republik Indonesia," kata Ketua Dewan Pembina ACTA Habiburokhman dalam akun Twitter-nya, @habiburokhman, Sabtu (3/3/2018).tribunnews Ditambah isu terakhir di berbagai media bahwa sejumlah pengurus pernah terlibat sebagai team sukses mendukung paslon tertentu pada pilkada lalu, hingga laporan polisi Wakil Ketua DPR Fadli Zon terhadap sekjen partai. Pro-kontra pemberitaan ini, memang masih menjadi perdebatan berbagai pihak, apakah membawa dampak positif atau negatif? Partai Solidaritas Indonesia tentunya lebih paham dalam melakukan manajemen informasi, agar pesan yang disampaikan pada masyarakat dapat diterima dan menghasilkan citra positif terutama dari konsituen yang ingin disasarnya.
Hari Pemilu yang semakin dekat dan tantangan supaya mendapatkan simpati dari struktur masyarakat majemuk Indonesia perlu segera dikerjakan. Medsos sebagai alternatif yang cepat untuk menimbulkan citra positif terutama dari kaum muda, pelajar dan perkotaan terhadap partai memang, sangatlah efektif. Namun, untuk jangka panjang masih diperlukan cara dan sarana lainnya. Segmentasi pemilih tahun 2019 sangat beragam, namun potensi suara "Wong Cilik" yang hidup di kampung-kampung (perkotaan) dan pedesaan dimana mayoritas belum terjangkau oleh media sosial juga perlu mendapat perhatian. Strategi politik dan agenda perjuangan partai perlu disampaikan serta digelorakan hingga muncul partisipasi seluruh masyarakat termasuk kalangan bawah.
Kiranya, program dan aksi-aksi nyata pemenangan partai seperti kegiatan sosial atau "kopdar" untuk mendekatkan partai dengan rakyatnya dapat dijadwalkan dan dilaksanakan sesering mungkin. Mobilisasi dukungan suara dan merebut hati masyarakat agar keluar sebagai partai pemenang Pemilu merupakan tujuan serta dambaan setiap Parpol.
Selamat berjuang PSI
Salam Demokrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H