Lihat ke Halaman Asli

Kapsul Waktu, Kiamat dan Kuburan Harapan

Diperbarui: 6 Oktober 2015   13:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebuah even tak biasa digelar di sebuah sekolah dasar di Lexington Massachussets. Guru dan siswa di sekolah tersebut membongkar kapsul waktu yang ditanam 50 tahun silam. Kapsul waktu itu ternyata berisi ramalan kiamat.

Tentu saja ini kisah fiksi. Di tangan sutradara Alex Proyas dan dibintangi Nicholas Cage, film bertajuk Knowing ini menjadi salah satu film Box Office tahun 2009.

Agaknya, kapsul waktu ala Alex Proyas ini menjadi inspirasi Jokowi. Blusukan gaya baru. Presiden RI 2014-2019 itu membentuk tim guna menghimpun 7 harapan yang ditulis masyarakat di setiap daerah. Harapan tersebut dikumpulkan dalam tabung tembaga yang diberi nama Kapsul Waktu 2085. Keren sekali sepertinya.

Dalam kegiatan bernama Ekspedisi Kapsul Waktu 2085, tim akan menyinggahi 43 kota di 34 provinsi di Indonesia. Bertolak dari Aceh, yang merupakan titik nol Indonesia, tim bergerak ke arah selatan , lalu ke timur Indonesia. Hingga nanti berakhir di Merauke.

Di Merauke kapsul waktu itu akan ditanam dan dibuka kembali pada tahun 2085. Wowww. Beberapa pertanyaan kemudian mencuat, setidaknya dibenak saya. Untuk apa? Seberapa penting? Seberapa efektif? Dan berapa anggaran digelontorkan untuk ekspedisi ini?

Pertanyaan terakhir terkait anggaran dijawab Ketua Panitia Ekspedisi Nick Nurrachman dengan menyatakan tak ada campur tangan anggaran negara dalam kegiatan ini. “Ini kerja patungan saja” seperti yang dikutip portal Liputan 6.

(Baca: http: //news.liputan6.com/read/2319646/disimpan-di-merauke-kapsul-waktu-akan-dibuka-2085).

Bagaimana dengan daerah? Karena dalam kedatangan tim, Pemda mau tidak mau memberi penyambutan berupa rangkaian kegiatan seremonial. Tentu saja sedikit banyaknya pemda mengeluar biaya tidak terduga.

Selain itu, di daerah saya, Sumatera Barat, kerja pemda menjadi berkali-kali lipat. Tanpa Kapsul Waktu, pemda sudah disibukkan dengan penyelenggaran even tahunan Tour De Singkarak. Belum lagi bencana asap yang kini menyelimuti hampir seluruh wilayah Sumatera dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia.

Di sinilah muncul pertanyaan seberapa penting ekspedisi itu dilakukan. Menulis tujuh harapan yang jangankan ditindaklanjuti, diketahui saja saat kita mungkin sudah menjadi tanah, tahun 2085. Di tengah selimut asap dan saat perekonomian sedang seret? Siapa kira-kira yang peduli dengan kapsul itu?

Semoga benar-benar ada rakyat badarai (wong cilik) yang ngeh dengan kehadiran kapsul waktu ala pak presiden itu. Agar ekspedisi tidak mubazir. Agar tidak menjadi seremonial yang tidak berarti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline