Konseling merupakan proses pemberian bantuan dari konselor kepada konseli agar konseli dapat mengenali dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Natawidjaya berpendapat jika konseling merupakan bagian dari layanan terpadu dari bimbingan (Sukardi, 2000). Terdapat hubungan timbal balik antara konselor dan konseli dalam proses konseling agar konseli dapat memahami dirinya sendiri untuk menghadapi berbagai permasalahan yang akan datang. Namun terdapat beberapa hambatan dalam proses konseling, salah satunya adalah pemahaman mengenai sudut pandang antara konselor dan konseli. Hal ini bisa disebabkan karena perbedaan usia antara konselor dan konseli yang terpaut cukup jauh.
Di era kekinian saat ini dimana sosmed adalah bagian erat dengan kehidupan kita sehingga terlalu mudah untuk menemukan dalam hal ini pertemanan sangat mempengaruhi dalam sudut pandang apalagi usia remaja yang sedang mencari jati diri. Permasalahan lainnya yang dapat ditemukan dalam proses konseling adalah perbedaan gaya bahasa yang dapat menimbulkan salah paham antara konselor dan konseli. Sebagai contoh elo,gue,gabut dll. Konseli yang dalam hal ini adalah siswa sekolah cenderung menggunakan bahasa gaul yang tidak menutup kemungkinan jika konselor sulit memahami arti dari bahasa yang mereka gunakan. Hal ini akan berakibat fatal karena konselor bisa saja keliru dalam membantu konseli mencari solusi terbaik bagi dirinya. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi konselor dalam rangka upaya membantu konseli mengatasi masalah yang dihadapi.Dengan teman sebaya seseorang dapat merumuskan dan mengutarakan pendapat mereka, menghargai sudut pandang sebaya dan mencari solusi bersama dengan pemikiran yang hampir sama.
Bimbingan dan konseling mulai mempertimbangkan peran teman sebaya dalam meningkatkan layanan bimbingan dan konseling. Dimana konselor ahli akan meminta bantuan teman sebaya dalam mencari informasi dan konfirmasi mengenai konseli. Belakangan dikembangkan layanan konseling sebaya di sekolah-sekolah Indonesia dalam meningkatkan layanan bimbingan konseling dalam membantu siswa bermasalah. Akan tetapi banyak sekali Guru BK yang mulai melupakan peran konselor teman sebaya.
Konseling sebaya merupakan proses pemberian bantuan konseling dari teman sebaya kepada individu dalam rangka membantu menyelesaikan masalah dari individu tersebut. Dalam terminology konseling, konseling sebaya (peer counseling) diartikan sebagai kegiatan saling membantu dan mendukung diantara teman sebaya dalam menghadapi berbagai masalah hidup dan dalam rangka pengembangan potensi diri (Erhamwilda, 2012). Konseling sebaya menjadi penting dikarenakan individu cenderung akan menceritakan masalahnya pada teman dekatnya dibandingkan dengan orang tua
Penelitian lain menyebutkan jika hubungan sebaya memiliki peran penting dalam kehidupan remaja dimana dari sana akan menimbulkan hubungan saling percaya antar teman sebaya dibandingkan dengan orang tua. Hal ini menunjukkan jika pembentukan dan pelatihan konselor sebaya merupakan langkah yang tepat dalam upaya membentengi anak atau remaja dari pengaruh negative lingkungan sekitar (Sarmin, 2017). Konselor sebaya menunjukkan beberapa efektivitas setelah melalui beberapa penerapan dan penelitian. Hal ini menunjukkan jika pengaruh teman sebaya sangat besar pada seseorang hingga dapat mengurangi dan menanggulangi pengaruh buruk lingkungan sekitarnya.
Untuk inovasi bimbingan bisa mengetahui kelompok pertemanan siswa dan aktif dalam komunikasi dan perkembangan siswa sehingga ketika permasalahan muncul pada salah satu siswa kita selaku guru Bk bisa membentuk konseling teman sebaya tampa ada risih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H