Membaca sebuah novel yang menarik perhatian akan sangat menyenangkan. Tanpa terasa waktu menjadi cepat berlalu. Ketika novel yang satu habis dibaca maka akan disambung lagi dengan novel berikutnya. Untuk pengarang favorit memang kita serasa menjadi pemeran dalam cerita yang sedang dibaca, terasa menyatu dengan alurnya dan diakhir cerita akan menjadi ingatan kuat yang membekas bahkan ketika bertahun-tahun kemudian.
Judul tidak lagi menjadi yang penting asalkan pengarangnya sudah disukai, maka ciri khas dari karangannya akan menjadi daya tarik tersendiri. kalau semua novel sudah dibaca, kadang saya mencoba untuk menjajal novel dari pengarang yang lain. Tapi sayangnya, belum ketemu yang cocok sehingga saya lebih memilih untuk mengulang membaca novel yang telah lalu dari pengarang yang saya suka. Memang susah untuk kelain hati ketika kita sudah memilih dan menyukai gaya bahasa dan karakter tokoh yang diciptakan oleh si pengarang favorit.
Mulai menyukai novel saat masa smp, sewaktu hp belum ada, apalagi internet. Hidup dikampung yang jauh dari pusat hiburan dan keramaian, maka membaca merupakan hobi yang menyenangkan. Seandainya saja pelajaran sekolah dituliskan semenarik novel, saya akan bisa menjawab setiap detil pertanyaan sesulit apapun. Ketika menyenangi sesuatu, maka yang lainnya terasa mudah.
Memfavoritkan satu atau dua pengarang, cukuplah bagi saya. Tapi meskipun favorit, kadang saya terlalu cuek untuk mengetahui lebih detail siapa sosok pengarang tersebut. Cukup membaca dan memiliki karyanya sudah membuat senang. Kalau dipikir lagi, mungkin bila bertemu akan seru juga kalo bisa berbincang, karena setidaknya, gaya bercerita seorang pengarang mungkin juga cermin dari kepribadiannya. Senang dengan karakter dinovel mungkin juga akan senang dengan kepribadian sipengarang. Entahlah..saya cuma menduga dan mengira-ngira saja.
Siapa Maria A. Sardjono ?
Sudah menulis sejak remaja tetapi baru dipublikasikan mulai tahun 1974. Seorang sarjana Filsafat Sosial Budaya dan master di bidang Filsafat Humaniora. Bersuamikan A.J.Sardjono dan mempunyai empat orang anak. Mengarang puluhan novel, cerpen, belasan cerita anak-anak, beberapa naskah sandiwara radio, satu buku ilmiah, dan puluhan artikel tentang berbagai macam topik. Bahkan beberapa novelnya diangkat kedalam layar lebar seperti...,Dalam Kabut Dan Badai..Sutradara N.Riantiarno dan artis Ita Mustafa...Di Balik Dinding Kelabu, Sutradara Sophaan Sophiaan dan pemain Ida Iasha.
Karakter dalam novel Maria biasanya terkesan angkuh dan terlalu sombong untuk mengakui perasaan kepada satu sama lainnya. Meskipun belum semua novelnya saya baca tapi secara garis besarnya karakter tokohnya kurang lebih sama. Dan tentu saja itu menjadi daya tarik sendiri bagi yang membacanya. Saya sangat menyukainya.
Tidak banyak yang saya ketahui tentang si pengarang. Bahkan mungkin beberapa film yang diangkat dari karyanya saya tidak tahu atau malah belum nonton. Semua memang film lama. Sekalipun favorit....saya hanya sedapatnya saja membaca novelnya. Beberapa kali mencoba koleksi tapi musibah kebakaran membuat saya banyak kehilangan novel-novelnya.
Siapa S.Mara Gd ?
Pengarang kedua yang saya favoritkan. Novel misteri tentang kasus pembunuhan yang dibumbui pencintaan menjadi daya tarik dinovelnya. Berawal dari menerjemahkan novel-novel Agatha Christie kemudian mulai menulis novel pertama yang berjudul Misteri Dian Yang Padam (1985). Tokoh utama seorang Kapten Polisi Kosasih dan sahabatnya Gozali...bekas narapidana yang insyaf. Lokasi cerita seputaran kota Surabaya. Cerita yang sangat menarik minat saya.
Memang saya payah dalam memberikan informasi tentang dua pengarang yang sangat saya suka. Saya hanya membaca karyanya. Menyukai alur ceritanya. Memiliki novelnya. Itu saja. Saya rela mengurangi jam tidur hanya untuk menuntaskan membaca novel karya mereka berdua. Kalau saya baru beli beberapa novelnya, saat itu juga mau langsung dibaca dan dihabiskan dalam sehari. Bayangkan kalau saya membeli beberapa novel sekaligus. Tak ada hal yang menarik selain langsung membaca dan membaca hingga tuntas. Hanya satu yang bisa menghentikan...mata saya mulai lelah dan tak sanggup lagi dipaksa membaca...dengan sangat terpaksa saya istirahat sejenak.