Lihat ke Halaman Asli

AHY dan Perjuangan Umat Islam, Sebuah Catatan

Diperbarui: 31 Juli 2018   04:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Donia (@Donia80794295) | Twitter

Langkah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meninggalkan kesatuan TNI membuat banyak pihak terbelalak. Padahal, putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempunyai prestasi yang cemerlang di satuan TNI. Berbagai penghargaan prestisius pun diraihnya.

Namun bukan anggota TNI namanya jika tidak total berjuang membela kepentingan bangsa. Jika dulu AHY membela NKRI dengan mengokang senjata di tangannya, sekarang ia berjuang dengan harapan rakyat dipundaknya. Kedua-duanya sama-sama mulia.

Pada gelaran Pilgub DKI Jakarta 2017, AHY mengambil pilihan berani untuk keluar dari satuan TNI dan berjuang bersama rakyat DKI. Saat itu, petahana Basuki Tjahja Purnama (Ahok) merupakan kandidat yang secara logika survei sangat sulit ditumbangkan. Ahok memiliki elektabilitas melangit sekalipun ia banyak ditentang oleh masyarakat yang dipimpinnya. Sebuah anomaly dalam sudut pandang survei.

Disisi lain, penantang Ahok yaitu Anies Baswedan saat itu elektabilitasnya merangkak dari angka 5% saja. Angka tersebut sebenarnya sungguh sangat tidak membahagiakan. Namun dengan munculnya AHY pada last minute, hal itu terbukti membuat pecahnya fokus pendukung Ahok.

Dengan adanya tiga kandidat, akhirnya elektabilitas Ahok sedikit demi sedikit tergerus walaupun masih unggul ketimbang Anies dan AHY. Dalam perjalanannya, Pilgub DKI harus berjalan dua putaran. Hal tersebut membuat Ahok kelelahan. Ditambah dengan adanya gerakan massa yang menginginkan Ahok diproses hukum karena diduga melakukan penistaan agama.

AHY menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan umat islam saat itu yang menginginkan Ahok tidak lanjut pada periode kedua. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, namun fakta harus diungkap. Tanpa majunya AHY sebagai kandidat cagub di Pilgub DKI 2017, belum tentu Anies dan perjuangan umat islam saat itu akan berhasil.

Ibarat sebuah tulisan, perjuangan AHY bersama umat islam saat itu seperti catatan kaki. Tertera kecil, namun mempunyai arti dan informasi yang sangat berarti untuk menjawab narasi besar dalam sebuah tulisan. Jadi wajar, jika ulama Aceh menitipkan amanah besar ke AHY. Menitipkan harapan untuk AHY senantiasa menjadi motor tegaknya islam di nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline