Lihat ke Halaman Asli

Budhi Hendro Prijono

Belajar Terus dan Terus Belajar! Pensiunan Karyawan YAKKUM RS Emanuel Purwareja-Klampok Banjarnegara. Alumni Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

“Tetap Bermakna di Usia Senja”

Diperbarui: 24 Februari 2016   13:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Lansia (lanjut usia) adalah kelompok orang tua yang sering dicap membebani karena sudah tidak produktif, tidak mampu mengurus diri sendiri, sakit-sakitan, pikun serta sederet stigma negatif lain. Seolah ingin dikatakan: “Yang tersisa tinggal sepahnya. Tidak ada manisnya sama sekali!”.

Kelemahan utama lansia adalah adanya gangguan beberapa fungsi fisik sekaligus (multi-patologi) serta beragam keluhan yang biasanya bersifat psikologis. Perasaan ‘tidak berguna’ acap terselip di benak lansia yang berakibat menurunnya semangat hidup mereka.

Lansia dinilai sudah melampaui fase produktif sehingga pembinaannya lebih difokuskan untuk mempersiapkan ‘hidup sesudah kematian’. Tidak dipungkiri, jika kata ‘kematian’ saja sering tidak ingin mereka dengar. Menyikapi hal ini, dalam kegiatannya, lansia banyak dibimbing untuk menikmati sisa hidup serta mengungkapkan rasa syukur secara nyata.

Ada tiga kata kunci yang bisa dijadikan pedoman dalam mengelola lansia, yakni: Sehat, Bahagia dan Bermakna.

Sehat

Lansia adalah manusia yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik, rentan dari serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit yang terkait dengan sistim pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, perkemihan, tulang dan persendian; merupakan sederet masalah kesehatan yang kerap menghantui lansia. Ironisnya, beberapa penyakit lansia datang secara bersamaan dan sering menetap dalam waktu lama.

Bagi lansia, sehat menjadi kondisi yang sangat diidamkan. Sebaliknya, sakit kerap dimaknai sebagai sebuah fase menjelang kematian.

Kesehatan lansia banyak tergantung dari faktor keturunan dan gaya hidup. Sakit akibat faktor keturunan tidak bisa dihindari, namun seseorang dengan bergaya hidup sehat dapat menekan dampak negatif faktor keturunan. Kualitas asupan makanan yang sehat, pola istirahat yang cukup, serta olah raga yang teratur dan terukur, merupakan bagian dari gaya hidup sehat.

Beberapa cara memantau kesehatan lansia antara lain dengan pemeriksaan vital sign (tanda-tanda vital seperti denyut nadi, tekanan darah, frekwensi nafas, suhu tubuh), menimbang berat badan dan anamnesa (wawancara seputar keluhan kesehatan). Hasil yang tidak normal dirujuk ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Masyarakat sudah memrakarsai kegiatan memelihara kesehatan lansia melalui Posyandu Lansia.

Bahagia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline