Lihat ke Halaman Asli

Badriah Yankie

Menulis untuk keabadian

Menakar Kompetensi Guru melalui Lomba

Diperbarui: 5 Mei 2018   09:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Lomba Guru Berprestasi Tingkat Jawa Barat 

Guru dengan kinerja di atas standar memiliki peluang besar untuk diakui dan dikenali melalui unjuk kerjanya yang ditakar secara akademis dan profesional dalam ajang kompetisi antar guru dalam jenjang yang sama. 

Jawa Barat menyelenggarakan lomba guru berprestasi tingkat TK, SD  SMP, SMA, dan SMK mulai tanggal 2-5 Mei 2018 di Hotel Panorama Lembang Bandung Barat. Kompetisi bergengsi tahunan ini menjadi tempat mulia bagi pemilihan guru terbaik wakil yang akan mewakili Jawa Barat dalam lomba guru berprestasi  tingkat nasional.  

Kinerja guru diuji tidak saja berbasis dokumen namun didasarkan pula pada kepiawaian menyampaikan gagasan dan ide terkait wawasan kependidikan,  serta kemampuan berbagi pengalaman mengajar dalam bentuk karya tulis ilmiah yang dikuatkan dangan  presentasi. 

Guru dengan kinerja melampaui rata-rata diharapkan mampu menunjukkan karya-karya besarnya dalam dua tahun terakhir yang dikemas pada dokumen. Kegamangan muncul akibat begitu pendeknya masa kajian kinerja, yakni hanya 2 tahun saja, bagi sebagian guru memastikan bahwa kinerja 2 tahun tidak mewakili kinerja guru secara keseluruhan. 

Kekhawatiran tidak terpotretnya kinerja guru yang sesungguhnya karena hanya diwakili produk kinerja dalam 2 tahun ditepis dengan asumsi bahwa kinerja guru produktif dan kreatif melalui karya akan konsisten. Sebagai contoh, guru yang produktif menulis, akan tetap menulis sebagai bagian dari aktualisasi dirinya. Guru yang kreatif berinovasi, akan terus berinovasi untuk memenuhi tantangan dirinya mengalahkan kondisi kelas yang dipandangnya tidak sesuai dengan harapan idealnya. 

Penakaran guru dengan kinerja di atas standar berdassrkan pada unjuk 4 kompetensi yang melekat pada profesi guru, yakni kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial. Setiap kompetensi diuji dengan alat uji yang memiliki reliabilitas tinggi yang mampu menunjukkan gambaran kinerja guru tersebut. Sebagai contoh, pada kompetensi pedagogik, guru ditantang untuk mampu menunjukkan 3 rancangan pembelajaran yang menunjukkan integrasi penguatan karakter, literasi dalam pembelajaran,  pencapaian dan sajian pembelajaran yang menuntut kemamapuan berpikir tingkat tinggi melalui pembelajaran abad 21.

Secara profesional,  guru diminta mampu menunjukkan penguasaan terhadap teori-teori pembelajaran yang dijadikan dasar bagi dirinya dalam pemilihan metode pembelajaran, yang dituangkan dalam best practice atau pengalaman terbaik dalam pembelajaran.  Pengalaman terbaik dalam pembelajaran ditulis dalam tata cara dan sistematika penulisan ilmiah dan dipertanggungjawabkan melalui respon jawaban dari penguji setelah makalahnya dipresentasikan.

Menjadi guru yang bekerja di atas rerata bukan hal sulit untuk dilakukan. Setiap guru dengan keunikan dan cara pandangnya terhadap tugas mulianya sebagai guru memastikan setiap insan pendidik ini bekerja secara optimal sesuai kapasitasnya masing-masing dalam upaya bersama menuju tercapainya pendidikan nasional. 

Penakaran kinerja guru dalam ajang lompetisi, tidak bermakna bahwa guru yang tidak mengikuti kegiatan lomba adalah guru yang tidak memiliki kinerja di atas rata-rata. Keterbatasan jumlah dari tiap kabupaten dan kota menyebabkan para guru-guru hebat harus bergantian dalam menunjukkan eksistensi kinerjanya. 

Yang pasti, guru yang bersedia kinerjanya diukur dalam bentuk kompetisi merupakan guru yang memiliki keberanian di atas rata-rata. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline