Lihat ke Halaman Asli

Yandra Susanto

Penulis, Pendidik, Ayah, Pendakwah

Awal Semester Genap, PPDB Sudah Usai?

Diperbarui: 2 Februari 2024   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Balantika dunia Pendidikan saat ini penuh warna. Pelaku akademik setiap jenjang penuh dengan hal-hal baru. Setiap lembaga saling berlomba dalam upaya ikut serta mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

Diantara fenomena yang paling menarik perhatian adalah terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Lazimnya sejak dahulu penerimaan Siswa Baru dilakukan di akhir Semester Genap di bulan Mei Juni. Bahkan banyak yang masuk sekolah saat tahun ajaran baru dimulai pada bulan Juli. 

Bahkan ada yang mendaftarkan anaknya saat PBM semester ganjil sudah dimulai beberapa hari.

Nah, beberapa tahun terakhir, warna baru terkait PPDB ini muncul kepermukaan. Meskipun kementrian terkait sudah membuat beberapa aturan terkait PPDB, mulai dari waktu pelaksanaan hingga tahapan pelaksanaannya. Sudah ada juknisnya.

Tapi sekolah sekolah swasta tidak memiliki ikatan yang jelas terkait hal ini karena sekolah swasta terlepas dari zonasi dan pemerintah seperti memang memberikan ruang lebih kepada sekolah swasta untuk lebih fleksibel terkait PPDB.

Ada sekolah yang bahkan di bulan Agustus sudah menerima peserta didik untuk tahun berikutnya. Saat Semester ganjil berakhir, PPDB dengan segala tahapannya juga usai.

Ada yang memulai di awal semester genap, waktunya juga juga panjang. . Selain itu proses seleksi juga ketat.

Orang tua harap cemas anaknya lolos atau tidak di sekolah impian, tapi juga takbuat mereka surutkan niat. 

Ada beberapa alasan orang tua berlomba memasukkan putra putrinya di sekolah swasta dan relawan merogoh kantong tebal untuk menyekolahkan anak di sekolah yang diinginkan.

Pertama, tentu saja melihat kualitas sekolah dan pelayanan pendidikannya. Output lulusannya. Meskipun biayanya relatif jauh lebih tinggi itu dianggap sepadan dengan kualitas pendidikan dan binaan yang diterima sang buah hati.

Kedua, Gengsi dan harga diri. Ada juga yang tak terlalu memikirkan kualitas atau apa harapan mereka memasukkan anak kesekolah swasta. Bagi kelompok ini akan menjadi sebuah aib jika anak mereka tak bisa masuk ke sekolah swasta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline