Lihat ke Halaman Asli

Yandra Susanto

Penulis, Pendidik, Ayah, Pendakwah

Dilema Guru, Mengajar atau Aplikasi

Diperbarui: 1 Februari 2024   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjadi guru tidaklah gampang. Hari ini anda menjadi guru tak cukup dengan hanya mendidik, mengajar dan membina. Itu tidak cukup. Anda tak dianggap guru berprestasi jika hanya pandai mengajar dan membina siswa anda menjadi luar biasa. Itu juga belum cukup.

Sebagai guru, Anda tak hanya di tuntut untuk transfer of knowledge, anda juga harus menyelesaikan seabrek administrasi guru. Mulai dari perangkat ajar hingga tetek bengeknya administrasi kedinasan.

Bahkan itu juga belum cukup.

Sebagai guru, selain melaksanakan pembelajaran dengan intensitas tinggi, efisiensi dan menyenangkan, kemudian menyusun perangkat ajar dan melengkapi dengan media serta administrasi kedinasan lainnya, guru juga dituntut untuk aktif di berbagai platform pendidikan baik luring maupun daring. Anda harus mengerjakan berbagai tuntutan aplikasi dan aktif disana. 

Apa saja yang anda lakukan di sana? Anda harus ikut seminar, webinar ini itu, pelatihan mandiri untuk mendapatkan sertifikat untuk kemudian di upload kembali ke aplikasi.

Duhai Guru!

Gajimu yang kadang hanya ratusan ribu perbulan, adalah untuk mendidik dan mencerdaskan bangsa ternyata masih dibebani segerobak tanggungjawab yang sebenarnya tak banyak bermanfaat untuk anak didikmu.

Lihatlah, beberapa Minggu terakhir, guru lebih banyak di depan komputer dan laptopnya dibandingkan interaksinya dengan siswa. PMM dan situngkin sudah deadline. Aplikasi belajar sudah menuntut dengan berbagai webinar. Kapan lagi mengurus peserta didik?

Kepala sekolah juga tak bisa berbuat banyak. Tiap kali melihat guru dikelas asik dengan aplikasi, sementara siswanya entah melakukan apa, hanya bisa mengurut dada. Satu dua orang yang tak tahan mulai meminta guru mengabaikan aplikasi dan fokus mengajar. Lebih banyak yang tak peduli karena itu adalah tuntutan dinas terkait.

Peningkatan kompetensi guru adalah sebuah keharusan. Guru harus bisa up to date terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Saat kita putuskan menjadi guru, kita sudah mengambil jalan untuk siap belajar seumur hidup. Tapi jika itu mengabaikan niat suci kita dalam upaya mencerdaskan anak bangsa, itu sudah tidak benar lagi.

Ada banyak ruang dan waktu untuk guru bisa meningkatkan kemampuan pribadi, tetapi itu bukanlah di ruang kelas saat mengajar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline