Lihat ke Halaman Asli

Yandra Susanto

Guru terbaik adalah yang mampu merubah iblis jadi malaikat, merubah maling jadi ustad

Pedang Jinawi dan Pisau Sirawik: Bagian 6

Diperbarui: 31 Mei 2023   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Kadarullaah! Hanya dalam hitungan menit, beberapa kota luluh lantak disapu tsunami.  Ratusan ribu jasad tanpa nyawa mengapung dan dibawa arus air yang menggila. Ribuan lainnya tersangkut di batang kayu, terjebak direruntuhan bangunan. Peradaban manusia tak ada apa-apanya di hadapan kekuatan alam.

Tubuh pemuda itu perlahan-lahan tenggelam kedalam air yang terus menyeretnya ke tempat yang tidak dia tahu. Cahaya warna warni yang menyelimutinya tampak sangat kontras di dalam air hitam berlumpur. Tubuh itu laksana patung keras dan terus berkedutan. Suara berkerekan keluar dari semua persendiannya. 

Tiba-tiba mata pemuda itu terbuka. Dia mendapati dirinya dalam keadaan sadar dan tenggelam didalam lautan badai. Tubuhnya terasa penuh tenaga dan luar biasanya dia bisa bernapas dalam air seperti berada di alam bebas. 

Dengan satu sentakan kuat, tubuhnya mumbul keatas. Hanya dalam hitungan detik pemuda itu muncul dipermukaan air. Matanya melihat sekitar dengan merinding. Sejauh mata memandang, hanya air, dan tubuh manusia bergelimpangan. Tidak ada lagi gedung bertingkat pencakar langit, tak ada lagi tower menjulang tinggi. 

Dengan tubuh menggigil dan air mata bercucuran , pemuda itu berusaha mendekati beberapa jasad yang mengapung. Siapa tahu masih ada yang hidup. Setidaknya ini hal yang bisa dia lakukan sekarang.

"Hoiii, ada! Disana ada yang bergerak!" 

Sebuah seruan penuh kegembiraan bergema ditelinga pemuda itu. Lalu dari jarak beberapa puluh meter dia melihat beberapa orang bergerak mendekat. Ada delapan orang yang berusaha mendekatinya. Satu orang tua berusia lebih lima puluh tahun, tapi masih gesit ketika berenang, dua orang perempuan, dan lima orang pemuda. Melihat postur dan gayanya, seperti mahasiswa.

"Kau baik-baik saja?" Tanya orang tua yang sampai lebih dahulu.

"Terimakasih aku baik-baik saja!"

"Hai! Kau.... Ya Rabbi! Gumpo! Sahabatku!" Salah satu pemuda bergegas mendekatinya. Dia juga mengenal pemud itu, sahabat se kamarnya, Daulay!

"Daulay! Alhamdulillah kau selamat!" Balas anak muda bernama Gumpo itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline