Lihat ke Halaman Asli

Pesta Demokrsi yang (Gak) Ada Kejutannya

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti kita tahu PDIP adalah Salah satu partai yang besar, meski pada tahun 2009 PDIP hanya mendapat posisi ke-3 dibawah Demokrat & Golkar.

Nah sekarang PDIP & Golkar yang tertinggi. Artinya Partai di Indonesia adalah Partai Iklan. Iklan masalalu. Bukan Iklan kekinian, seperti nasib yang dialami Hanura, meskipun Gerindera bisa naik, ini keberhasilan yang mengejutkan, meski sebenarnya tidak begitu mengejutkan. Kenapa mengejutkan? Gerindera tidak mengusung kenangan, meski memang tokohnya sudah tenar dari 'masa lalu', tapi kepercayaan. Kepercayaan dari mana? Kepercayaan dari sebagian besar masyarakat yang merasa aman kalau nantinya presidennya dari militer, atau didukung dari militer meski dibelakang layar. Tidak mengejutkannya Gerindera memang sudah ber iklan sejak pilgub Jakarta. Bahkan sepanjang tahun. Dari segi marketing hal itu merupakan investasi yang menguntungkan. Hal itu sudah cukup memberikan image yang baik untuk Gerindera.

Sekarang PDIP. Bravo bagi Indonesia. Kenapa Bravo? Karena Indonesia sudah-sedikit demi sedikit-sudah melepaskan trah Soekarno di Partai ini. Kenapa? Jelas pengusungan Jokowilah alasannya. Hal ini bukan serta merta karena pengusungan keluarga Soekarno sebagai isu pencalonan presiden gagal. Sedangkan untuk pemilih Golkar, ini yang saya nggak habis fikir. Slogan "Enak Jamanku" dengan kenangan masa Soeharto yang digadang-gadang sebagai passwords nya. Orang Indonesia ternyata banyak yang tidak belajar dari masa lalu. Maksudnya diluar perubahan yang katanya dilakukan didalam tubuh Golkar. Tapi apa yang dirubah kalau yang diucapkan dalam kampanye terbukanya : "Enak Jamanku" ???

Beberapa yang tidak mengejutkan yaitu :

Partai Keadilan Sejahtera. PKS berhasil menggembosi diri sendiri dengan mengubah 'pandangan' mereka sendiri dari 'Partai Islam' menjadi 'Partai Terbuka'.

Partai Demokrat. 'Habisnya' suara Demokrat sudah dapat diprediksi oleh orang awam sekalipun. Didalam obrolan istirahatnya pekerja-pekerja kasar sampai istirahatnya cukong-cukong yang sering berlaku kasar.

Partai Hanura. Sakit hati HT kepada SP yang berujung pemilihan partner yang salah.

Tapi gimanapun pesta ini telah digelar. Dan pasti tujuannya adalah HARUS ada pemenang. Baik pemenang pemilu maupun pemenang suara. Artinya PDIP bisa menang Pemilu, tapi kalau Golkar & Gerindera koalisi maka akan terjadi pemenang suara di Senayan. Atau akan semakin ramai bila Demokrat & PDIP bergabung. Masyarakat tinggal nonton lagi, sinetron apa lagi yang akan muncul di TV yang diproduksi PoliticCinemaArt Indonesia. Pasti Akan tergantung sama Produser & Sutradaranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline