Lihat ke Halaman Asli

HMMC J WIRTJES IV ( YANCE )

LECTURER, RESEARCHER, FREE THINKER.

Peta Jalan Menuju Smart City dan Kendala yang Mengahalanginya

Diperbarui: 22 Maret 2020   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengantar

Konsep Smart City mulai ramai dibicarakan sejak awal dekade ke dua, abad XXI. Sudah tidak terhitung seminar, riset dan publikasi ilmiah yang membahas topik smart city. Lembaga pemerintah berlomba lomba menyusun konsep dan panduan implementasinya. BAPPENAS ( Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sudah mencanangkan 100 kota untuk mengikuti program menjadi smart city. Bagi bangsa Indonesia seolah olah semua hal terasa mudah, termasuk soal mewujudkan program smart city. 

Tidak dipahami bagaimana peta jalan mencapai kondisi smart city dan bagaimana sulitnya serta berapa banyak sumberdaya yang dibutuhkan untuk mewujudkan 100 smart city. 

Agaknya jumlah 100 kota tersebut lebih merupakan angka psikologis, sekadar jargon kosong. Angka psikologis juga sering digunakan untuk menilai kinerja seorang pemimpin, seperti pencapaian 100 hari pertama kepemimpinannya. Pemeringkatan sesuatu juga sering menggunakan angka psikologis, seperti 100 orang terkaya, 100 besar universitas terbaik. 

Tidak ada perbedaan signifikan antara peringkat 99 dengan peringkat 100. Kondisi kota kota di Indonesia sangat beragam, termasuk fasilitas infrastruktur, ukuran luas, kemampuan finansial, dan tingkat kesiapan untuk menjadi smart city. Hal ini menjadi salah satu kendala untuk mewujudkan rencana BAPPENAS tersebut. Tulisan ini akan membahas cara menciptakan smart city dan berbagai kendala yang menghambat pencapaiannya.

Definisi Konseptual

Smart city adalah kota pintar / cerdas yang membantu masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola sumberdaya yang ada dengan efisien dan memberi informasi yang tepat kepada masyarakat dalam melakukan kegiatan ataupun mengantisipasi kejadian tidak terduga.

Berbagai lembaga membuat indikator smart city yang berbeda beda. BAPPENAS membuat enam indikator smart city yaitu : smart people, smart mobility, smart economy, smart environment, smart goverment dan smart living. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( PUPR ), membuat tujuh indikator smart city, yaitu : smart development planning, smart green open space, smart transportation, smart waste management, smart water management, smart building, smart energy.

Indikator indikator tersebut akan dibahas lebih lanjut. Sebenarnya kata SMART, pada dasarnya sudah merupakan konsep tersendiri. Konsep SMART dimaksud meliputi :

Scope ( ruang lingkup ). Konsep smart city yang akan diterapkan harus dinyatakan / dirumuskan secara eksplisit mengenai jumlah dan jenis indikator yang digunakan.

Measurement ( pengukuran ). Konsep dan indikator smart city harus menggunakan parameter parameter terukur secara kuantitatif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline