Lihat ke Halaman Asli

Adat Pernikahan Melayu Kepulauan Riau : Perpaduan Budaya dan Spiritualitas

Diperbarui: 19 Januari 2025   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dikutip dari Daily Sports

Pernikahan adat Melayu di Kepulauan Riau merupakan sebuah perayaan yang tak hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan momen yang kaya akan makna dan simbolisme. Setiap elemen dalam prosesi ini mencerminkan kedalaman budaya serta nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Melayu, dari tahap awal hingga akhir, setiap langkah diambil dengan penuh perhatian, mengandung tujuan spesifik yang disertai dengan pesan filosofis yang diwariskan dari generasi ke generasi. Melalui pertukaran antara dua keluarga dan ikatan yang terjalin, pernikahan ini melambangkan cinta, kesetiaan, dan komitmen, serta menghormati tradisi yang telah ada sejak lama. Keberagaman dan keindahan dalam setiap upacara membuat pernikahan adat Melayu di Kepulauan Riau tidak hanya menjadi sebuah prosesi, tetapi juga sebuah pengalaman spiritual yang memperkuat ikatan antarmanusia dan kedekatan mereka dengan nilai-nilai budaya yang menjadi identitas mereka, dengan demikian, pernikahan ini bukan hanya merayakan kemitraan dua individu, tetapi juga mengokohkan warisan budaya yang harus dijaga dan dihargai oleh semua generasi ke depan.

Tahapan Pernikahan Adat Melayu Kepulauan Riau: Simbolisme dan Makna yang Mendalam

Pernikahan adat Melayu di Kepulauan Riau tidak hanya sekadar serangkaian aktivitas, tetapi merupakan perjalanan spiritual yang kaya akan simbolisme dan makna. Setiap tahapan dalam proses ini dirancang untuk memperkuat ikatan antara dua keluarga serta menciptakan momen yang akan dikenang seumur hidup. Mari kita telusuri setiap tahap yang menyusun pernikahan adat ini:

1.Merisik : Proses ini adalah langkah awal yang sangat penting, di mana pihak laki-laki mengutus seseorang, sering kali teman atau anggota keluarga, untuk menyelidiki kesediaan pihak perempuan. Ini adalah tahap percakapan penuh kehati-hatian, dengan tujuan untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan bahwa niat baik telah dikomunikasikan. Merisik bukan hanya sekadar formalitas; ia mencerminkan rasa hormat dan perhatian terhadap nilai-nilai keluarga perempuan.

2.Minang : Setelah tahap merisik, langkah selanjutnya adalah minang, sebuah proses formal di mana pihak laki-laki secara resmi meminta izin untuk melamar. Momennya biasanya diisi dengan adab yang sopan dan penuh tata krama, menciptakan suasana yang harmonis antara kedua belah pihak, ini merupakan pernyataan komitmen yang jelas, di mana kedua keluarga akan dikenalkan dan langkah awal menuju persatuan dilaksanakan.

3.Berjanji Waktu : Setelah kedua belah pihak mencapai kesepakatan mengenai lamaran, tahap ini melibatkan penetapan tanggal pernikahan, disertai harapan untuk kelancaran dalam persiapan. Tanggal ini menjadi tonggak sejarah, simbol awal dari kehidupan baru yang akan dijalani bersama. Keluarga kemudian mulai merencanakan berbagai aspek dari pernikahan, termasuk acara yang akan dilaksanakan.

4.Berinai : Salah satu tahap yang penuh warna adalah berinai, di mana pengantin perempuan menjalani upacara penorehan inai di kuku tangannya. Proses ini bukan hanya sekedar upacara keindahan; melainkan juga simbol keberuntungan. Inai dipandang sebagai lambang kecantikan dan keberanian, sekaligus perangkat untuk menjalin hubungan yang harmonis dalam pernikahan.

5.Berarak : Prosesi berarak menjadi langkah yang sangat dinanti, dalam momen ini, pengantin laki-laki diiringi oleh keluarga dan teman-temannya menuju rumah pengantin perempuan. Suasana ceria dan meriah mengiringi perjalanan ini, memancarkan kegembiraan serta harapan dari seluruh keluarga. Ini adalah gambaran dari pertukaran energi positif antara kedua keluarga yang bersatu.

6.Bersanding : Saat kedua pengantin akhirnya duduk berdampingan di pelaminan, momen ini menjadi sakral. Bersanding adalah puncak dari perjalanan ini, di mana kedua pengantin beserta keluarganya menyaksikan janji suci yang terucap. Dalam suasana yang penuh haru dan bahagia, pasangan saling berjanji untuk saling mencintai dan mendukung satu sama lain dalam segala kondisi.

7.Berunut : Tahap terakhir setelah pernikahan adalah berunut, di mana pasangan pengantin mengunjungi rumah orang tua pengantin laki-laki. Ini adalah simbol penghormatan dan pengakuan atas peran orang tua dalam kehidupan mereka. Saat berunut, pengantin tidak hanya menunjukkan rasa syukur tetapi juga memperkuat hubungan dengan keluarga dan masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline