Lihat ke Halaman Asli

Yanasta Yudo Pratama

Hanya sebagai kaum pelajar saja yang sedang belajar

Pemimpin Sukses

Diperbarui: 10 April 2017   04:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TEORI SUKSES

Mendengar kata sukses , dibayangan banyak orang hal itu berkaitan dengan materi,kesejahteraan hidup dan keberhasilan akan sesuatu yang besar. Memang, definisi suskes pada setiap orang itu berbeda-beda. Hal tersebut merupakan hak masing-masing individu untuk membuat “standar”  atau kriteria tertentu terkait apa-apa saja yang bisa dikatakan sukses dengan sudut pandangnya sendiri.  Namun jika ditelaah lebih jauh lagi, sebenarnya sukses bukan hanya sekedar sesuatu tentang materi, tetapi bisa lebih luas dari itu.

Jika pandangan-pandangan terhadap sukses di ilustrasikan, maka bisa kita ambil contoh, misalnya seseorang yang berasal dari desa dan menganggap bahwa sukses itu adalah kemapanan ekonomi , dan ketika setelah ia datang ke kota lalu mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan besar dan ekonomi nya sudah mapan, maka di tahap itu lah ia sudah bisa dikatakan sukses menurut sudut pandang orang yang berpikir bahwa sukses itu adalah kemapanan ekonomi. Contoh sederhana lainnya misalnya ada seorang mahasiswa yang bertujuan untuk lulus ujian. Ketika mahasiswa tersebut lulus ujian, maka predikat juga bisa diberikan padanya, karena memang tujuan dan target yang ingin dicapai adalah demikian. Selain itu , juga ada contoh persepsi-persepsi sukses lainnya yang ada di masyarakat yaitu misalnya tentang karir atau jabatan dan berdasarkan jenjang atau tingkat  pendidikan yang dimiliki (Amrih, 2009) 1.  

Shiv Khera, Konsultan Pengembangan Diri keturunan India mengemukakan bahwa sukses adalah suatu keberhasilan seseorang dalam mencapai target yang telah ditetapkan oleh orang tersebut, apapun dan seberapa besar target tersebut. Kemudian pendapat dari seorang penulis buku The Magic of Thinking Big, Dr. David J. Schwartz mendefinisikan bahwa sukses sejalan dengan kesejahteraan (prosperity), kehormatan (admiration) , kepemimpinan (leadership), dan kebebasan (freedom) (Munadi, 2007 ) 2. Kemudian definisi menurut Wuryanano dalam bukunya yang berjudul Super Mind for Successful Life, sukses adalah suatu keadaan dimana kita bisa mencapai sesuatu yang kita inginkan tanpa merugikan oarng lain dan bisa menerimanya dengan senang hati, serta bisa membantu orang-orang yang memerlukan uluran tangan kita dengan tulus ikhlas dan kita merasa puas karenanya (Wuryanano, 2007 )3. 

Secara sederhana bisa dikatakan sukses yaitu adalah keberhasilan pencapaian terhadap suatu target yang telah kita tentukan sebelumnya apa pun itu.  Untuk pengertian lebih luasanya, maka sukses tidak hanya itu, tetapi  akan lebih baik lagi , jika  memungkinkan bahkan seharusnya dari kesuksesan itu juga bisa membantu orang-orang disekitar kita, agar tidak hanya membawa manfaat dan bahagia untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Didalamnya akan terasa kepuasan batin tersendiri bagi yang dibantu dan khusunya yang membantu.

  1. Setelah mengetahui makna sukses dan menetapkan target, maka selanjutnya yang perlu dilakukan adalah berusaha untuk meraihnya dan untuk melakukan itu kita perlu cara-cara atau strategi khusus. Satu yang perlu diketahui yaitu sukses itu pilihan dan merupakan sesuatu yang dibuat. Maksud dari pernyataan tersebut adalah, sukses itu adalah pilihan kita , mau atau tidak untuk menjadi sukses. Jika mau, maka harus bertekad niat dalam hati yang kuat, kemudian berusaha sambil diiringi doa, karena belajar dari pengalaman para orang-orang sukses, jalan untuk meraih sukses tersebut tidaklah mudah. Banyak dari mereka yang merasakan jatuh bangun terlebih dahulu, mulai dari sulitnya menjalani kehidupan, merugi atau bankrut, merasa dipermalukan dan lain-lainnya. Namun , hal tersebut harus tetap dijalani dengan pantang menyerah dan jangan sampai putus asa.
  2. Kemudian tentang sukses merupakan sesuatu yang dibuat. Maksud dari penyataan tersebut adalah sukses itu bukan sesuatu yang diwariskan, melainkan memang harus dibuat dan diperjuangkan sendiri oleh individu yang bersangkutan. Jadi misalkan ada seseorang yang ingin berhasil dibidang usaha yang digelutinya, dan kemudian targetnya berhasil hingga akhirnya punya perusahaan dan banyak saham dimana-mana , maka belum tentu kelak anaknya akan mendapatkan hal yang serupa seperti bapaknya. Hal tersebut, dikarenakan kembali lagi ke pembahasan awal, yaitu terkait dengan hal apa yang menjadi target, karena target setiap orang bisa berbeda - beda. Target si anak belum tentu sama dengan bapaknya dan memang harus diperjuangkan  sendiri oleh yang bersangkutan jika mau. Karena didalamnya banyak proses yang bisa menjadi pembelajaran untuk kedepannya.
  3.  Kalaupun ada kontribusi dari sang bapak, maka itu hanyalah sebagai membantu arahan atau sebagai pembuka jalan , dan selanjutnya tetap si anak yang harus memutuskan langkah selanjutnya guna mempertahankan bahkan meningkatkan lagi yang sudah ada. Seperti yang kita tahu mempertahankan bahkan meningkatkan yang sudah ada itu tidak jarang lebih sulit dari pada membuatnya. Selain itu, jika dikatakan dengan kata lainnya, itu adalah kesuksesan sang bapak bukan sang anak , karena memang dari awal sang bapak yang berusaha dari nol hingga akhirnya sampai pada tahap yang menurut dirinya serta orang lain yang bepikiran sama  dengannya dikatakan sukses dan ada kepuasan batin didalamnya , yaitu kepuasan batin atas jerih payahnya selama ini.
  4. Ada suatu fenomena yang cukup menarik dewasa ini dan masih berkembang di sebagian masyarakat yaitu jika ingin sukses harus memiliki modal yang cukup dan harus pintar atau minimal punya jenjang pendidikan yang cukup memadai. Jika kita  melihat kembali profil orang-orang sukses yang ada sekarang ini, banyak dari mereka yang memulai sukses dari keadaan yang kurang menguntungkan yaitu misalnya kekurangan modal , kesulitan ekonomi bahkan mengalami drop out dari universitas. Justru, dari keadaan seperti itu lah yang lahir ide – ide  kreatif, dimana kita harus “memutar otak “ untuk mengakali dan keluar dari kondisi yang kurang menguntungkan tersebut. Jadi apapun kondisi yang sedang dihadapi, seharusnya usaha yang nyata untuk memulai kesuksesan bisa dilakukan.
  5. Satu hal yang juga sangat penting dimiliki yang merupakan salah satu kunci menuju sukses adalah adanya jiwa leadershipatau jiwa kepemimpinan. Leadership ini merupakan suatu keterampilan atau softskill yang perlu dimiliki serta diasah, karena belum tentu semua orang bisa bekerja dalam team atau kelompok dan menjadi pemimpin yang baik. Berbicara mengenai leadership, maka hal tersebut berkaitan dengan adanya kelompok yaitu individu-individu yang bergabung dan berkumpul bersama atas dasar visi dan misi yang sama dan butuh seseorang yang bisa bertanggung jawab atas kelompok tersebut, dan figur seperti itulah yang disebut pemimpin. Hal tersebut sejalan dengan salah satu karakteristik manusia yatu dimana manusia merupakan makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain, maka dari itu perlu adanya saling interaksi antara individu-individu tersebut, misalnya akhirnya membentuk kelompok seperti yang telah dijelaskan diatas.
  6. Menjadi seorang pemimpin bukanlah perkara mudah, meskipun ruang lingkupnya masih kecil sekalipun, karena dia dibebankan untuk bisa mengatur dan bertanggung jawab atas kelompok serta perlu saling berinteraksi baik antara pemimpin dan masing-masing anggota agar bisa bersinergi atau bekerja sama demi tercapainya tujuan bersama atau tujuan kelompok. Pemimpin yang baik tidak hanya sekedar memerintah tapi perlu juga “terjun langsung” untuk memberi contoh atau teladan bagi para anggota. Jika kita berkerja dalam team atau kelompok maka keegoisan perlu dihindari dan juga ada prinsip bagi pemimpin yang perlu diyakinii dan diterapkan yaitu bahwa anggota kelompok atau bawahan bukanlah “alat” untuk mencapai  target, melainkan sebagai partner. Dewasa ini,  yang dibutuhkan yaitu bukan hanya sekedar pemimpin yang baik melainkan pemimpin yang sukses dan penjelasan mengenai hal tersebut akan dibahas selanjutnya di dalam makalah ini.

PRIBADI EFEKTIF SEBAGAI PONDASI SUKSES

Pribadi efektif merupakan salah satu aspek penting yang perlu dimiliki sebagai pondasi atau dasar menuju sukses dan termasuk untuk menjadi pemimpin yang sukses. Efektif yang dimaksudkan disini adalah suatu keadaan dimana orang tersebut dapat mempengaruhi orang lain atau dapat menjadi sesuatu yang berpengaruh dimata orang lain. Karena makalah ini bertema pemimpin sukses, maka bahasan pribadi efektif yang ada disini akan dikaitkan dengan kepemimpinan yang efektif. Pemimpin yang efektif yaitu seseorang yang dapat mempengaruhi serta memotivasi bawahannya demi kepentingan tercapainya tujuan atau target yang diinginkan organisasi atau kelompok yang bersangkutan. Di dalam proses tersebut, maka akan ada dua kemungkinan yang bisa dicapai oleh pimpinan tersebut yang juga bisa dijadkan tolak ukur dalam usaha mempengaruhinya  yaitu sukses atau tidak sukses. Jika sukses, maka pemimpin tersebut berhasil dalam mempengaruhi bawahan atau anggotanya , sehingga bawahan mengikuti dan melakukan tindakan sesuai dengan yang diinstrusikan oleh pimpinan, dengan demikian tujuan organisasi tercapai dengan baik dan sebaliknya yang terjadi jika pemimpin tidak sukses dalam proses mempegaruhinya (Sulistyani, 2008). 4

Sukses dalam keefektifan ini juga dibedakan lagi menjadi dua kategori yaitu sukses yang efektif dan sukses yang tidak efektif . Sukses yang efektif adalah keberhasilan pencapaian tujuan kelompok atau organisasi ditambah dengan kesadaran dan kepuasan anak buah atau bawahan. Ketika pemimpin ini dapat mempengaruhi serta memberikan motivasi bagi bawahannya , maka akan menimbulkan kesadaran dari si anak buah sendiri untuk mengikuti apa yang pimpinan perintahkan tanpa ada perasaan terpaksa dan hal tersebut juga nantinya akan tercermin dalam hasil kerja yang baik disertai kepuasan dari bawahan atau anak buah. Sukses yang tidak efektif itu terjadi jika pemimpin hanya mementingkan pada tugas dan tujuan organisasi atau kelompok tanpa memperhatikan faktor individual dari bawahan. jadi yang ia pentingkan adalah tercapainya target tapi tidak memperdulikan atau memperhatikan situasi dan kondisi yang sedang di alami oleh bawahnya (Sulistyani, 2008). 4

Untuk tercapainya efektifitas kepemimpinan seorang pemimpin, maka perlu diawali oleh adanya efektifitas pada level individu, kemudian kelomok hingga organisasi. Jika individu-individu dalam organisasi efektif, maka kesadaran yang tinggi akan dimiliki oleh setiap individu sehingga mampu mengontrol dan mendisiplikannya dirinya sendiri yang nantinya juga akan berdampak positif pada pencapaian tujuan dari organisasi tersebut (Sulistyani, 2008). 4

Jika pada pembahasan sebelumnya kefektivitas kepemimpinan tolak ukurnya didasarkan pada mau tidaknya bawahan untuk mengikuti perintah atasan, maka Blake dan Mouton dalam buku Kepemimpinan dan Keorganisasian yang ditulis oleh Imam Moedjiono pada tahun 2002 mengemukakan bahwa efektifnya suatu   kepemimpinan digambarkan dengan beberapa elemen, yaitu 5 :

  1. Insitiatif

Seorang pemimpin harus bisa mengambil inisiatif terhadap apa yang harus ia lakukan, misalnya memulai sesuatu yang baru atau menghentikan sesuatu untuk dikerjakan.

   2. Inquiry – menyelidiki

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline