Lihat ke Halaman Asli

Yana Saphira

Everyday is a learning process

Balada Sebuah Daster (Dia yang Tidak Selalu Kucel)

Diperbarui: 3 November 2021   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Daster biasa diindentikkan dengan pakaian orang desa, orang miskin, atau orang yang tidak cinta keindahan.  Sering kali dia menjadi kambing hitam atas ketidaksetiaan laki-laki, karena istri di rumah selalu pakai daster, katanya.

Ada apa dengan daster?

Semenjak Sarwendah dikenal sebagai orang kaya yang suka pakai daster, seolah daster ini menjadi naik pangkat.

Tetapi saya masih juga bingung, apa salah daster? Apakah modelnya yang salah? Motifnya kah? Atau harganya?  Mengapa dia terpojokkan sebagai pakaian yang tidak berkelas?

Lalu adakah yang salah jika orang kaya hobi memakai daster?

Kalau pada kasus saya, mungkin jawabannya ada pada motifnya.  Sepertinya masih banyak orang yang belum menghargai batik, sampai-sampai kita merasa bahwa batik itu berharga setelah diklaim oleh negara tetangga sebagai warisan miliknya.

Sebelumnya, saya biasa memakai daster dengan motif batik dan berlengan pendek. Kemudian saya menambah koleksi daster saya dengan motif garis-garis (modern) dengan lengan model batwing pendek, saat inilah suami lantas memberikan komen, "Nah gini bagus!".  Padahal saya sangat menyukai daster batik.

Buat ibu rumah tangga yang aktif di rumah, daster itu membuat kita nyaman dalam bekerja karena tidak terasa gerah dan bahannya cenderung menyerap keringat, kemudian modelnya pun membuat kita bebas bergerak.  Daster menjadi PDH (Pakaian Dinas Harian) emak-emak yang murah meriah dan praktis karena jenis pakaian ini adalah one-piece, coba jika emak-emak ini harus pakai jenis two-pieces mungkin akan habis waktu untuk mix and match-nya.

Saat anak-anak masih balita, daster bisa menjadi ayunan buat mereka.  Daster juga multi fungsi untuk lap tangan bahkan bisa untuk lap meja juga, jika kepepet bisa berfungsi sebagai lap air mata dan ingus anak, serta masih banyak lagi fungsi lainnya.

Karena kenyamanannya, daster kerap dipakai berulang alias cuci-kering-pakai.  Alhasil dia menjadi lusuh dan tanpa disadari terdapat bagian yang sudah tidak prima lagi seperti kondisi ketiak bolong, jahitan dedel, kancing lepas dan sebagainya.  

Voila!!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline