Nantinya kita tidak akan bisa ngewit (mencuit) di Twitter karena namanya telah ganti jadi X. Logonya pun sudah ganti jadi huruf X kapital warna hitam, tidak lagi si burung biru imut.
Sapaan tweeps, akronim dari Twitter people-sebutan untuk pengguna setia Twitter, juga bakalan hilang dan entah ganti jadi apa. Namun sementara ini tweeps Indonesia masih menggunakan istilah ngetwit karena kalau nge-X kedengarannya wagu betul.
Meski begitu media asing ternama seperti Forbes, CNN, the Guardian, dan Huffington Post (sekarang HuffPost) sudah menulis X tiap kali mereferensikan berita dari Twitter.
Elon merencanakan Twitter akan jadi aplikasi serba guna yang bisa melakukan live streaming video, podcast (siniar), mendengarkan musik, dan berbagi foto serta video seperti halnya WhatsApp dan WeChat, bahkan sebagai kelak X bisa digunakan sebagai alat pembayaran. Akselerasi Twitter jadi X dengan segala fitur barunya itu akan rampung dalam 3-5 tahun. Karena itulah Elon membentuk X Holdings Corp.
Valuasi Twitter
Meski muncul lebih dulu di tahun 2006, jumlah pengguna Twitter jauh lebih sedikit dibanding Instagram dan TikTok yang dibuat belakangan, dibuktikan dari catatan DemandSage. Lembaga Data dan Marketing itu mencatat ada 450 juta pengguna aktif Twitter di seluruh dunia pada 2023 berdasarkan hitungan monthly active users (MAUs). Sementara itu Instagram punya 2,5 miliar pengguna, TikTok 1,67 miliar, dan kakak tertua, Facebook, punya 2,99 miliar pengguna aktif bulanan.
Pada akhir April 2023 Twitter mencatat valuasi (nilai ekonomis sebuah perusahaan) sebesar $15 juta atau Rp230 miliar menurut laporan Fidelity’s Blue Chip Growth Fund seperti yang dikutip dari CNN News. Valuasi Twitter saat Elon merampungkan pembelian pada Oktober 2022 ada di angka $19 juta (Rp291 miliar).
Sebelum dibeli Elon valuasi terendah Twitter berada di angka $25 juta (sekitar Rp383 miliar) pada Juli 2022 dan tertinggi senilai $62 juta (sekitar Rp950 miliar) pada Juli 2020 dengan kurs Rp15.000 per satu dolar AS.
Awal merosotnya valuasi Twitter pertama kali karena manuver Elon yang menyebut akan membatalkan akuisisi karena menganggap Twitter memberikan perhitungan pengguna yang keliru.
Direksi Twitter, seperti yang dimuat Fortune, menjawab, "Perhitungan didasarkan pada informasi pengguna pribadi yang tidak dibagikan perusahaan kepada orang lain. Twitter kemudian menuntut Elon ke pengadilan Delaware karena Elon tidak berhak untuk, "Mencemari dan mengganggu operasional perusahaan, menghancurkan nilai-nilai stakeholder, terus pergi gak jadi beli."
Kapitalisme Ala Elon Musk
Melihat ke belakang sebelum membeli Twitter, ada kisah tentang Elon Musk dan Tesla yang bisa kita dengar di podcast berjudul Land of the Giants Episode 2: The Tesla Shock Wave yang diproduksi The Verge dan Vox Media. Elon diketahui mengambil alih Tesla dari pendiri aslinya Martin Eberhard and Marc Tarpenning.