Lama tidak bersurat, Tuan. Hanya bersurat saja cukup karena tak bernyali saya bersua apalagi bergurau. Yang saya bisa hanya meribang.
Sebab tiada ribang yang terlarang. Dia terlarang jika dituntaskan dengan syarah yang bergairah. Diriku tidak begitu, cukup sanda menemui Tuan dalam mimpi senyap yang hangat.
Sebab kehangatan adalah semangat jiwa. Bak pujangga perangkai kata yang menyelimuti hati. Ibarat kemarau tanpa matahari. Hangat dan menenangkan dalam diam.
Lama tidak bercakap, Tuan. Bercakap dalam kata di layar yang menyilaukan netra. Sesekali sanda tertawa dan mengulum senyum. Bahagia terwakili kata-kata.
Sebab bahagia adalah hak yang bernyawa. Tiada berdosa bila bahagia tanpa yang lain terluka.
Jangan terluka oleh sanda, bilang saja bila tak hendak dicinta. Apalah arti cinta dan gembira bila tangan hanya bertepuk sebelah saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H