"Kok sayurnya layu semua? Sayur begini jangan dijual, Mas, bisa bikin sakit orang," kata seorang Ibu ketika Samin menawarkan dagangannya.
"Ini memang sayur layu sisa kemarin, Bu. Ibu boleh beli harga berapa saja terserah Ibu," jawab Samin.
"Mana ada yang mau beli sayur layu begini. Kalau saya sekeluarga sakit apa kamu mau tanggung jawab?!"
Samin diam saja tidak tahu harus menjawab apa. Digaruknya kepalanya yang tidak gatal.
Entah Ibu itu berceloteh apa lagi karena Samin tidak mendengarkan. Dia hanya sekilas mendengar kata "dilaporkan ke polisi" lalu pikirannya teringat kembali pada hari yang lalu ketika ibunya minta dibelikan losion anti nyamuk.
Beberapa hari ini memang nyamuk sedang merajalela. Tidak malam tidak siang kulit bentol-bentol digigit nyamuk.
Ibunya gembira bukan kepalang saat menerima dua sachet losion anti nyamuk beraroma jeruk yang dibelikan Samin di warung Mpok Sopiah. Samin juga membelikan ibunya roti sobek dua rasa, telur ayam, dan mi instan bergambar penyanyi Korea seperti di televisi.
Ibunya hampir tidak pernah minta apa-apa meski Samin sering menawarkan macam-macam, maka ketika ibunya minta roti, telur, dan mi instan, Samin segera membelikannya.
Sekarang Samin kehabisan modal karena harus membeli pulsa untuk keponakannya mengerjakan tugas sekolah.
Kata keponakannya kuota dari kementerian masih ada, tapi tidak bisa dipakai. Bagaimana kuotanya ada tapi tidak bisa dipakai? Samin tidak ambil pusing. Dia kembali ke warung Mpok Sopiah untuk membeli pulsa karena Mpok Sopiah tidak jualan paket kuota.
Keponakan Samin lebih suka minta uang pada Samin ketimbang minta pada ibunya yang adalah kakak kandung Samin. Mungkin karena takut ibunya marah karena dimintai uang atau tahu diri upah mingguan ibunya sebagai tukang cuci-setrika tidak banyak.