SpaceX, perusahaan milik Elon Musk, bersama NASA telah mengirim empat antariksawan ke ruang angkasa pada 15 November 2020 lalu waktu setempat.
Para astronaut itu menumpang kapsul Crew Dragon yang diluncurkan dengan roket Falcon 9 milik SpaceX dan mendarat 27 jam kemudian di International Space Station (ISS).
Peluncuran itu hanya satu dari banyak usaha Amerika Serikat mengeksplorasi sekaligus mengkomersilkan penerbangan ke angkasa luar, diikuti Rusia, China, dan Uni Eropa.
Tidak puas hanya mengirim wisatawan ke orbit, kini negara-negara tersebut sedang mengembangkan teknologi untuk mengirim manusia ke planet Mars.
India, yang merintis teknologi roketnya berbarengan dengan Indonesia pada 1960-an, sudah mengirim satelit pertamanya ke orbit Mars pada 2014, dengan roketnya sendiri. "Jelek-jelek" begitu India sudah punya bandara antariksa sendiri, lho!
Malaysia juga sudah mengirim warga negaranya ke angkasa luar pada 2006 melalui program Angkasawan.
Indonesia?
Harus diakui, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merasa berat diongkos bila melakukan penelitian ke Mars.
Sumber daya manusia banyak tapi sumber keuangan negara terbatas sehingga LAPAN memilih mengamati penelitian yang telah dilakukan lembaga lain di dunia.
Walau belum sampai Mars, sebenarnya Indonesia sudah lebih dulu maju dibanding negara-negara Asia.