Lihat ke Halaman Asli

Yana Haudy

TERVERIFIKASI

Ghostwriter

Pasar dan Mal Ramai, Benarkah Pandemi Melemahkan Daya Beli?

Diperbarui: 18 Mei 2020   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Pasar Anyar Bogor ditengah aturan PSBB. Gambar dari kompas.com

Benar, daya beli sebagian besar masyarakat melemah karena kehilangan penghasilan akibat Covid-19. Bahkan Menkeu Sri Mulyani mengakui bahwa Corona bisa menambah angka kemiskinan dan pengangguran.

Tapi mengapa toko-toko pakaian di Subang, pasar malam Royal di Serang, Pasar Anyar Bogor, Pasar Tanah Abang Jakpus, dan mal di Banyumas ramai dan penuh orang yang berbelanja?

Padahal Subang, Bogor, juga DKI sedang menerapkan PSBB. Saking ramainya, Walikota Bogor Arya Bima minta supaya toko-toko di Pasar Anyar yang langgar PSBB ditutup. 

Bupati Banyumas juga mengancam akan menutup mal dan swalayan jika pengelola tidak menerapkan protokol kesehatan kepada pengunjung. Akan tetapi di Serang, menurut tayangan di CNN Indonesia, pemerintah setempat tidak akan menutup lapak-lapak di Pasar Royal supaya roda ekonomi tetap jalan. Satpol PP hanya melakukan himbauan agar warga menjaga jarak.

Orang yang ramai berbondong-bondong memenuhi pasar, mal, dan swalayan itu belanja karena tidak mau mengendalikan nafsu. Dalam pikiran mereka Lebaran berarti belanja.

Meski negara sedang dilanda wabah dan sudah diminta untuk tetap di rumah, nafsu dan cara berpikir itu tidak berubah. Ditambah lagi mereka memang punya uang. Ibaratnya, duit juga duit gue, terserah gue dong mau diapain.

Pada wawancara di televisi hampir semua mengatakan terpaksa belanja karena anak-anak mereka merengek minta dibelikan baju baru sebagai hadiah telah puasa sebulan penuh. Sebagian lagi mengatakan membeli bahan makanan untuk Lebaran.

Padahal jika anak merengek, ngambek, dan marah-marah, mudah saja diberi pengertian (dengan bahasa yang sesuai usia mereka) asalkan orang tuanya sabar dan memberi penjelasan yang masuk di akal anak-anak. 

Bahan makanan pun sebenarnya perlu dibeli banyak-banyak karena mudik sedang dilarang jadi rumah tidak ketambahan orang. Tapi kita berbaik-sangka mungkin makanan itu akan dibagikan ke para tetangga.

Kemungkinan yang lain, mereka dapat THR dari tempatnya bekerja. Karena merasa "mumpung punya duit lebih" apa salahnya belanja, toh cuma setahun sekali.

Kemungkinan terakhir, mereka belanja menggunakan uang bantuan dari pemerintah. Ini tidak salah jika uang tersebut digunakan untuk membeli sembako, susu, atau obat. Yang salah jika digunakan untuk beli baju Lebaran. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline