Mudik, menurut KBBI, adalah orang yang pulang ke kampung halaman. Jadi semua orang yang pulang ke kampung halaman namanya mudik.
Penyebutan mudik dan kampung halaman secara terpisah adalah kemubaziran dalam berbahasa (mengutip dosen Bahasa Indonesia Jurnalistik saya, sekitar 20 thn lalu). Tapi saya berpikir bahwa Jokowi sedang tidak melakukan kemubaziran berbahasa.
Dengan melarang mudik berarti Jokowi juga melarang masyarakat yang tinggal di seputaran Jabodetabek untuk saling mengunjungi keluarga dan kerabat yang juga tinggal di Jabodetabek. Begitupun dengan masyarakat yang tinggal di Jogya misalnya, yang punya keluarga di Magelang, tidak boleh saling mengunjungi saat Lebaran nanti karena itu sudah termasuk "mudik".
Jokowi sudah mengatakan pada Najwa Shihab bahwa, "Mudik itu Lebarannya."
Kedua adik saya tinggal di Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan biasa mengunjungi orang tua yang tinggal di Cinere (Depok, Jabar) setiap akhir pekan sebelum Corona melanda. Dan karena Jokowi sudah melarang "mudik" maka mereka tidak bisa lagi mengunjungi orang tua di Cinere saat Lebaran nanti.
Secara tidak langsung, Jokowi melarang seluruh rakyatnya untuk tidak keluar rumah saat Lebaran apapun alasan dan sedekat apapun jaraknya. Di rumah saja tidak usah salam-salaman, tidak usah sungkeman kemana-mana. Tunda sampai pandemi hilang.
Beliau juga kemarin mengatakan bahwa alasan dilarangnya mudik karena masih banyak warga yang bebal bersikeras untuk tetap mudik menjelang Lebaran. Dan pelarangan mudik ini juga banjir kritik karena dianggap terlambat.
Soal terlambat, Jokowi tidak bisa melarang mudik sejak awal karena memberi kesempatan kepada warga yang bekerja di sektor informal untuk kembali ke kampungnya. Kalau ada kepala daerah mengkritik keterlambatan Jokowi ini patut dipertanyakan kemampuannya dalam memimpin daerahnya. Orang-orang yang pulang kampung itu kan warganya sendiri, mereka tidak ber-KTP DKI sehingga tidak bisa dapat bantuan dari DKI juga.
Jadi ketika Najwa Shihab bertanya apa beda mudik dan pulang kampung, Jokowi menegaskan, "Mudik itu Lebarannya."
Saya pikir itulah yang dimaksud beliau dengan melarang "mudik" tapi menyebut ratusan ribu orang yang kembali ke kampungnya lebih awal karena sudah tidak ada penghasilan di Jakarta dengan istilah "pulang kampung".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H