Lihat ke Halaman Asli

Yana Haudy

TERVERIFIKASI

Ghostwriter

Menonton "Contagion" Serasa Mengalami Sendiri Wabah di Kehidupan Nyata

Diperbarui: 21 April 2020   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemakaman massal korban virus Mev-1 di film Contagion. Gambar dari https://factcheck.afp.com

"Contagion" memang hanya film jadul yang rilis tahun 2011 tetapi relevansinya dengan pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini sungguh nyata.

Duh, meresensi film kok yang jadul sih, apa tidak ada yang baru? Film jadul relatif bisa ditonton gratis dari aplikasi penyedia film, kalau film baru kan harus bayar, hehee!

Berawal dari Beth Emhoff yang melakukan perjalanan bisnis ke Hongkong. Disana dia menemui seorang chef di restoran lalu ke Kasino, lalu pulang ke Minnesota dalam keadaan sakit dan menulari anaknya, Clarke Morrow. Tak butuh waktu lama Beth langsung kejang-kejang dan meninggal di rumah sakit. Esok harinya anak Beth juga sakit lalu meninggal. 

Mereka punya gejala demam, batuk, sesak napas, dan sakit kepala hebat. Mirip seperti gejala virus Corona.

Saat jasad Beth diotopsi ditemukan virus pada otaknya yang disinyalir berasal dari campuran virus yang ada pada babi dan kelelawar yang telah bermutasi, yang kemudian dinamakan virus Mev-1. Sama seperti Corona yang awalnya diduga berasal dari kelelawar.

Pihak militer Amerika, tentu saja, menduga bahwa virus ini adalah senjata biologis yang dikembangkan dari virus flu burung. Tapi hal ini dibantah oleh Dr Ellis Cheever, direktur Centers for Disease Control and Prevention yang mengatakan bahwa, "Seseorang tidak perlu membuat senjata dari flu burung, burung-burung itu yang melakukannya." Sama seperti teori konspirasi yang mengatakan Corona adalah senjata biologis.

Berawal dari Beth yang pulang dari Hongkong, kontan virus itu menyebar di Amerika yang ternyata juga menyebar ke segala penjuru dunia, seperti virus Corona saat ini.

Virus Mev-1 itu dapat menempel dan dapat hidup di permukaan, maka ada himbauan untuk memakai masker, jaga jarak dengan orang lain, rajin cuci tangan, dan jangan menyentuh wajah. Sama seperti himbauan saat Covid-19 melanda.

Terjadi kekacauan sosial dan politik karena di internet beredar kabar bahwa pemerintah menutupi tentang penyebaran penyakit itu dari masyarakat. 

Sementara pemerintah menganggap mereka tidak menutupi melainkan tidak bisa terus-menerus memberi informasi karena penyebaran sangat cepat dan korban meninggal sangat banyak sehingga butuh waktu untuk didata. Mirip seperti yang terjadi saat ini dimana ada tuduhan pemerintah menutupi jumlah kasus Covid-19.

Disisi lain, keberadaan blogger sekaligus influencer yang mengklaim bahwa ekstrak bunga forsythia dapat menyembuhkan penyakit ini, membuat keadaan tambah kacau. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline