Lihat ke Halaman Asli

Yana Haudy

TERVERIFIKASI

Ghostwriter

Alasan Perempuan Mau Menikahi Pengangguran

Diperbarui: 19 April 2021   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi menikah (Sumber : jeremy wong weddings via unsplash.com)

Alasan yang utama biasanya bukan karena cinta tapi faktor lain. 

Jika ada perempuan yang menikahi pengangguran karena cinta, itu biasanya terjadi kala menjelang pernikahan tiba-tiba si lelaki kena PHK atau usahanya bangkrut. Jadi si perempuan tidak murni menikahi pengangguran karena pada saat melamar, si lelaki memang punya pekerjaan atau penghasilan.

Kalau bukan karena cinta kenapa perempuan mau menikahi pengangguran?

Pertama, dikejar umur.
Sebahagia-bahagianya perempuan menjalani hidup singlenya, ketika memasuki usia 35, apalagi 40, pasti ada rasa cemas. Apakah akan terus sendirian atau akan menemukan belahan jiwa seperti Adam dan Hawa. 

Apalagi ketika semua sahabat sudah berkeluarga dan tidak ada lagi teman yang bisa diajak bergaya hidup seperti seorang single (ngopi cantik, nonton konser, liburan, clubbing dst dsb) hidup jadi terasa sepi karena mencari sahabat baru yang sama-sama single di usia yang sama juga tidak mudah.

Karena "dikejar umur" itu maka ketika ada yang menyatakan cinta padanya berbunga-bungalah dia. Tidak apa calon suaminya tidak punya penghasilan, toh duit bisa dicari bersama, kalau suami mau buka usaha nanti bisa diberikan modal, yang penting dia setia.

Akan tetapi di perkotaan yang terjadi bisa sebaliknya. Perempuan diatas usia 35 tahun yang hidup kota besar sangat mungkin kehilangan minat untuk menikah karena telah nyaman dengan kepraktisan dan kebebasan hidup melajang.

Kedua, merasa diri berfisik jelek.
Ada perempuan yang minder karena obesitas, bertubuh sangat pendek, atau punya bekas luka lalu merasa dirinya tidak pantas diberi lelaki terbaik. 

Ketika mendapat pengakuan cinta dari seorang lelaki hatinya senang bukan kepalang. Jadinya si perempuan menganggap, "Ya sudah daripada tidak ada yang mau sama saya, nikah sama diapun jadilah". 

Padahal mungkin sebenarnya hidup dia lebih bermakna dan bermanfaat daripada punya suami pengangguran.

Ketiga, termakan mulut manis.
Kebanyakan perempuan senang berbicara dan bercerita ketika sedang bingung, stres, dan sedang ada masalah. Ketika menemukan lelaki yang selalu mau mendengarkan tanpa menyalahkan, dia bisa saja tidak sadar sedang didekati untuk membiayai hidup si lelaki. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline