Sejak republik ini berdiri mungkin hanya Joko Widodo presiden yang berasal dari rakyat "jelata" seperti kita. Dia bukan keturunan ningrat, aristokrat, atau birokrat. Dia hanya pembuat mebel yang dulunya miskin. Tapi anak bungsunya sekolah di Singapura lho, berarti duitnya banyak dong, bukan orang miskin.
Ya, Jokowi memang kaya-raya berkat usaha mebelnya karena sama seperti kebanyakan dari kita yang tidak malas apalagi leha-leha, maka Jokowi sukses jadi pengusaha sampai mebelnya di ekspor ke Perancis.
Ketika menjadi calon presiden pada 2014, dia menjadi semacam fenomena karena satu-satunya calon presiden yang bukan ketua umum partai politik, bukan anak mantan presiden, bukan ulama besar, dan bukan pemimpin organisasi massa. Jokowi tidak punya pengikut.
Pengikutnya hanyalah warga Solo dan Jakarta yang ketika dia menjabat walikota dan gubernur merasakan manfaat hadirnya pemimpin di tengah mereka. Mungkin juga pengikutnya adalah sebagian besar warga Papua yang senang karena Jokowi adalah satu-satunya calon presiden yang kampanye disana saat pemilihan presiden tahun 2014.
Papua selalu terpinggirkan. Tidak pernah ada pemimpin Indonesia yang menaruh perhatian pada Papua sehingga wajar kalau Jokowi menang di sana. Bukan karena Jokowi mengancam mereka supaya memilihnya, tapi karena kunjungan Jokowi saat kampanye memberi harapan besar pada rakyat Papua bahwa daerah mereka nantinya akan sama maju dan makmurnya dengan saudara mereka di Pulau Jawa.
Dan harapan rakyat Papua pelan-pelan terwujud. Jembatan, jalan, pusat kesehatan, dan listrik sudah menembus hutan membuka isolasi masyarakat terhadap keterasingan.
Jokowi hebat tapi merakyat. Salah satu ciri Jokowi yang merakyat adalah menu makannya.
Dia biasa makan nasi sama seperti kita, yang kalau belum makan nasi namanya belum makan meski sudah menelan mie ayam dua porsi. Dia juga suka oseng tempe, tahu bacem, jagung rebus, dan singkong rebus. Tak ketinggalan jus buah dan jamu diminumnya setiap hari.
Begitu sederhananya gaya hidup, gerak tubuh, dan cara bicara Jokowi, rakyat sampai tidak percaya kalau ada calon presiden yang gaya hidupnya sama seperti mereka. Tidak angkuh sampai harus berjalan membusung dada pakai kacamata hitam, tidak minta dilayani sampai tanpa tenda pun bersedia berdialog dengan warga di sawah, dan tidak egois sampai tidak ingin ada jalan yang ditutup hanya karena dia akan lewat jalan tersebut.
Ohh, ternyata masih ada orang yang benar-benar niat mau memperbaiki negeri ini dan menjadikan rakyatnya maju, bukan sekedar merampok anggaran, dan bagi-bagi proyek untuk keluarganya.
Maka, Jokowi berhasil memenangkan hati mayoritas rakyat dan jadilah dia presiden Indonesia ke-7.