Lihat ke Halaman Asli

(MENJADI) PENUMPANG PESAWAT YANG BAIK

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tragedi kecelakaan pesawat Sukhoi SJ 100 baru-baru ini membuat sedih hati tiap orang yang mendengarnya. Kita semua tentu ingin tiba ditempat tujuan dengan selamat saat menjadi penumpang pesawat. Walau sangat-sangat tidak diharapkan, namun kecelakaan pesawat sering dikatakan karena faktor manusia, faktor instrumen dan faktor cuaca. Lalu apa sumbangsih dan peran kita sebagai penumpang dalam perjalanan udara dengan pesawat terbang (komersil)? Oleh karena itu saya tertarik menulis tentang peran yang bisa kita lakukan sebagai penumpang pesawat yang baik berdasarkan apa yang mungkin pernah kita lihat dan alami bersama.

Tentulah faktor cuaca, faktor instrumen dan faktor manusia dalam hal ini kecakapan penerbang bukanlah wilayah kita sebagai penumpang. Namun sebagai penumpang pesawat, sebenarnya banyak yang bisa kita lakukan seturut porsi kita sebagai penumpang itu sendiri. Meskipun mungkin tampak menjadi hal yang “biasa” namun sebenar bisa menjadi hal yang bermakna.

Di tiket pesawat atau via agen perjalanan, selalu diingatkan bahwa waktu check in di bandara adalah dua jam sebelum waktu keberangkatan pesawat bagi penerbangan domestik dan jauh lebih awal lagi jika itu penerbangan internasional. Tetapi tidak jarang kita melihat para calon penumpang pesawat yang datang tergopoh-gopoh dengan waktu yang sudah sangat sempit untuk melakukan check in digerai maskapai yang akan digunakannya. Hal seperti ini tentu sangat merisaukan bagi yang bersangkutan dan bahkan dapat mempengaruhi jadwal penerbangan bagi maskapai yang bersangkutan. Keadaan seperti itu selain tidak nyaman, juga berpotensi kerepotan bagi yang bersangkutan dan bagi orang lain yang terkait. Apapun alasan keterlambatan, namun well prepared adalah lebih baik dan aman.

Pada saat check in, alangkah bijaksananya jika semua barang sudah disiapkan, mana yang dibawa ke kabin maupun mana yang masuk bagasi, karena ketentuan untuk itu sudah dijelaskan atau dipublikasikan. Karena masalah barang bawaan yang masih rancu mana yang masuk bagasi dan mana yang dibawa ke kabin akan membuat antrian penumpang dibelakangnya makin panjang dan lama.Selain masalah barang, juga masalah kelengkapan administrasi seperti tanda pengenal yang tidak sesuai yang tercantum di tiket juga bisa membuang waktu. Suatu waktu, saya mengalami sendiri, dimana waktu take off mengalami penundaan selama hampir 40 menit hanya karena beberapa orang yang memakai tiket tidak sesuai dengan kartu identitasnya.

Pasca check in digerai maskapai, semestinya kita memperhatikan dengan baik ruang tunggunya yang ditentukan dan waktu boarding. Kejadian “salah kamar” atau masih ditunggu karena berada bukan diruang tunggu saat waktu boarding sehingga harus berkali kali diumumkan lewat pengeras suara, semestinya tidak perlu terjadi jika kita cermati jadwal dan petunjuk yang diberikan. Demikian pula perhatian harus diberikan pada instruksi saat masuk ke pesawat. Apakah melalui pintu belakang atau pintu depan yang sudah disesuaikan dengan nomor seat sebab tidak mengikuti instruksi tersebut sering membuat “kemacetan lalu lintas orang-orang” dilorong sempit didalam pesawat, yang dapat membuat suasana kisruh dan buang waktu.

Jenis dan jumlah barang yang boleh dibawa ke kabin pesawat pun seyogya menjadi perhatian kita. Beberapa kali saya melihat sendiri, calon penumpang yang harus merelakan begitu banyak bawaannya yang harus dikeluarkan dari kabin dan dipindahkan kedalam bagasi, karena jumlah dan kualifikasinya tidak diperbolehkan masuk ke kabin. Masih berkaitan dengan barang yang dibawa ke kabin, hal ini sering menjadi yang terabaikan atau sengaja diabaikan. Terdapat aturan yang jelas tentang batasan berapa potong barang yang boleh dibawa. Andai tidak ditegur petugas atau terlewatkan, maka orang dengan sejumlah barang bawaan tersebut akan sangat “memacetkan” jalan para penumpang yang lagi mencari tempat duduknya termasuk akan sangat mengambil volume kabin yang lebih banyak, sehingga orang lain bisa tidak kebagian tempat menyimpan barang itu.

Saat take off akan tiba, para flight attendant sudah memberitahukan bahwa segala sistem komunikasi harus dimatikan, namun tidak jarang masih saja penumpang yang berkomunikasi via telpon selulernya baik percakapan langsung atau dengan pesan singkat, padahal kita tahu ini adalah sesuatu yang akan mempergaruhi navigasi pesawat.Selanjutnya sebagai penumpang, apakah petunjuk keselamatan yang disampaikan dan didemonstrasikan oleh crew pesawat setiap akan tinggal landas, menjadi perhatian kita sungguh-sungguh atau sekedar menjadi rutinitas yang teracuhkan?Walau tidak ada seorang pun penumpang yang membayangkan akan mempraktekkan saat dalam perjalanannya apa yang didemostrasikan itu, namun setiap kemungkinan, walau kecil, haruslah diantisipasi demi keamanan diri masing-masing dan bersama.

Sepanjang penerbangan, para penumpang akan selalu diingatkan untuk menggunakan sabuk pengaman di tempat duduk masing masing, namun kadang karena lupa atau juga tidak peduli, hal ini bisa terabaikan. Padahal tanpa sabuk pengaman, saat pesawat mengalami guncangan mendadak maka kemungkinan kecelakaaan yang membahayakan diri yang bersangkutan dan orang lain, dapat saja terjadi.Peringatan lain seperti mematikan alat elektronik, tidak memakai toilet pada kondisi tertentu, memadamkan lampu, menutup tatakan makanan, menegakkan sandaran kursi dan membuka penutup jendela, semuanya tentu punya maksud dan tujuan yang baik jika ditaati.

Saat pesawat landing, selalu diingatkan oleh para petugas didalam pesawat, agar jangan dulu mengaktifkan alat komunikasi dan tetap duduk ditempat duduk sampai pesawat berhenti sempurna. Namun kadang tidak lama setelah roda pesawat mendarat, pesawat masih berjalan menuju terminal yang ditentukan, satu persatu suara-suara telepon gengam yang dihidupkan terdengar, bahkan belum berhenti baik sang pesawat, biasanya penumpang disisi lorong sudah berdiri dan berusaha mengambil barangnya di bagasi kabin.Padahal makin tertib tentu makin baik dan efisien saat akan turun dari pesawat termasuksampai saat pengambilan bagasi dikorsel.

Semua yang terpapar diatas adalah pengalaman bersama yang mungkin atau pernah kita jumpai. Tujuan penulisan semata-mata untuk menjadi bahan perenungan perbaikan jika itu masih belum seperti yang sudah diatur dalam peraturan, lagi-lagi demi kebaikan kita bersama sebagai pengguna moda transportasi publik yaitu transportasi udara. Peran itu walau “kecil” namun jika dilakoni dengan baik; akan bermanfaat besar, tujuanya adalah untuk safety baik pribadi maupun bersama Semoga kita semua bisa menjadi penumpang pesawat terbang yang baik dan akan terus baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline