Lihat ke Halaman Asli

Yan Nurcahya

Jastin Property

Krisis Populasi di Korea Selatan dan Konsep Solusi Pemerintahnya

Diperbarui: 30 Juni 2024   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AP/AHN YOUNG-JOON

AP/AHN YOUNG-JOON

Krisis populasi mengacu pada masalah yang timbul akibat perubahan signifikan dalam jumlah penduduk suatu wilayah atau dunia secara keseluruhan. Krisis ini dapat berupa pertumbuhan populasi yang sangat cepat atau penurunan populasi yang signifikan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang kedua jenis krisis populasi:

1. Pertumbuhan Populasi yang Cepat

Pertumbuhan populasi yang cepat sering kali dikaitkan dengan berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Berikut adalah beberapa dampak dan tantangan utama:

Dampak dan Tantangan

  • Ketersediaan Sumber Daya: Pertumbuhan populasi yang cepat dapat menyebabkan tekanan pada sumber daya alam, termasuk air, makanan, dan energi.
  • Pencemaran Lingkungan: Peningkatan jumlah penduduk sering kali diikuti oleh peningkatan polusi udara, air, dan tanah.
  • Pendidikan dan Kesehatan: Sistem pendidikan dan kesehatan dapat kewalahan, mengakibatkan penurunan kualitas layanan.
  • Urbanisasi dan Kemacetan: Banyak orang pindah ke kota-kota besar mencari pekerjaan, menyebabkan masalah perumahan, infrastruktur, dan transportasi.
  • Pengangguran dan Kemiskinan: Pertumbuhan populasi yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan tingkat pengangguran dan kemiskinan.

Contoh Negara

  • India dan Nigeria: Kedua negara ini menghadapi tantangan signifikan terkait dengan pertumbuhan populasi yang cepat, termasuk kebutuhan untuk menciptakan lapangan kerja dan menyediakan layanan publik yang memadai.

2. Penurunan Populasi

Penurunan populasi atau krisis depopulasi juga dapat menimbulkan berbagai masalah, terutama di negara-negara dengan populasi yang menua atau tingkat kelahiran yang sangat rendah.

Dampak dan Tantangan

  • Penuaan Populasi: Penurunan tingkat kelahiran dan peningkatan harapan hidup menyebabkan populasi yang menua, meningkatkan kebutuhan akan layanan kesehatan dan pensiun.
  • Kekurangan Tenaga Kerja: Penurunan populasi usia produktif dapat mengakibatkan kekurangan tenaga kerja, menghambat pertumbuhan ekonomi.
  • Penurunan Ekonomi: Kurangnya konsumen muda dan produktif dapat menurunkan permintaan barang dan jasa, mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
  • Urbanisasi dan Pengabaian Pedesaan: Penurunan populasi sering kali terkonsentrasi di daerah pedesaan, menyebabkan pengabaian infrastruktur dan layanan di wilayah-wilayah tersebut.

Contoh Negara

  • Jepang dan Italia: Kedua negara ini menghadapi masalah penurunan populasi dan penuaan, yang mempengaruhi ekonomi dan sistem sosial mereka.

3. Krisis Populasi Global

Selain masalah yang dialami di tingkat nasional, ada juga isu-isu populasi global yang perlu diperhatikan:

Dampak dan Tantangan

  • Migrasi: Perbedaan tingkat pertumbuhan populasi antara negara-negara dapat memicu migrasi besar-besaran, menimbulkan tantangan integrasi sosial dan ekonomi.
  • Ketidaksetaraan Global: Negara-negara berkembang dengan pertumbuhan populasi yang cepat sering kali lebih miskin, sementara negara-negara maju menghadapi penurunan populasi dan kekayaan yang lebih tinggi.
  • Perubahan Iklim: Pertumbuhan populasi yang cepat memperparah masalah perubahan iklim, karena peningkatan emisi gas rumah kaca dan degradasi lingkungan.

Solusi dan Kebijakan

  • Kebijakan Keluarga Berencana: Mempromosikan program keluarga berencana untuk mengendalikan tingkat kelahiran.
  • Reformasi Pensiun dan Kesehatan: Mengadaptasi sistem pensiun dan kesehatan untuk mengatasi populasi yang menua.
  • Peningkatan Produktivitas: Mendorong inovasi dan produktivitas untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja.
  • Migrasi Terencana: Mengelola migrasi internasional secara efektif untuk menyeimbangkan populasi global.

Mengatasi krisis populasi memerlukan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan, melibatkan kebijakan pemerintah, kerjasama internasional, dan partisipasi masyarakat.

Krisis kependudukan Korea Selatan semakin parah karena tingkat kesuburan merosot kerekor terendah pada 2023. Rata-rata jumlah kelahiran per perempuan di Korsel turun menjadi 0,72 dari 0,78. Korsel termasuk negara dengan angka kelahiran terendah di dunia.

Penurunan tingkat kesuburan tetap terjadi meskipun Pemerintah Korsel sudah mengucurkan insentif hingga 270 miliar dollar AS sejak tahun 2006. Pemerintah juga mendorong keluarga-keluarga agar memiliki lebih banyak anak.

Yan Nurcahya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline