Lihat ke Halaman Asli

Yan Okhtavianus Kalampung

Narablog, Akademisi, Peneliti.

Kekuatan "Storytelling"

Diperbarui: 5 Februari 2024   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi pribadi

Dalam konteks kekinian, kisah dan cara bercerita telah bertransformasi dengan kemajuan teknologi dan media sosial, mempengaruhi cara kita mempersepsi dan berinteraksi dengan informasi. 

Fenomena "storytelling" tidak lagi terbatas pada buku atau cerita lisan; sekarang mencakup podcast, video, dan postingan media sosial yang semuanya berusaha menarik perhatian dalam dunia yang terus-menerus dibombardir dengan informasi. 

Pemahaman tentang bagaimana cerita memengaruhi otak dan membangkitkan emosi lebih penting dari sebelumnya, karena kreator konten berusaha untuk membuat karya mereka menonjol, beresonansi, dan meninggalkan kesan yang berarti pada audiens mereka. 

Buku "The Science of Storytelling" oleh Will Storr mengeksplorasi bagaimana cerita dapat membangun koneksi emosional dengan pembaca atau penonton melalui penciptaan dunia yang kaya dan mendetail. 

Story menyoroti bahwa otak manusia secara alami tertarik pada perubahan dan bagaimana detail, metafora, dan ketegangan dalam narasi memainkan peran penting dalam memicu imajinasi dan empati kita. 

Untuk mencapai ini, pembuat cerita harus memahami bagaimana otak memproses informasi dan bagaimana menggunakan elemen-elemen cerita untuk menciptakan dunia yang menarik dan nyata bagi pembaca atau penonton.

Pembuat cerita menggunakan detail untuk menghidupkan setting dan karakter dalam pikiran pembaca, sementara metafora membantu menyampaikan konsep-konsep kompleks dan emosi dalam cara yang bisa segera dipahami. 

Ketegangan, di sisi lain, mempertahankan minat pembaca dengan menciptakan rasa penasaran tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Melalui kombinasi ini, pembuat cerita dapat menarik pembaca ke dalam dunia yang mereka ciptakan, membuat mereka merasakan dan mengalami cerita seolah-olah mereka adalah bagian dari dunia tersebut.

Pembuat cerita juga harus mempertimbangkan bagaimana otak menciptakan model dunia berdasarkan pengalaman sehari-hari dan informasi yang diterimanya. 

Dengan memahami proses ini, mereka dapat merancang narasi yang menantang, memperkaya, atau bahkan mengubah pemahaman pembaca tentang dunia. Ini menciptakan pengalaman yang kaya dan mendalam, yang dapat meninggalkan kesan yang bertahan lama pada pembaca atau penonton.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline