Disaat Usaha Ku Bangkrut. Aku Ditinggal Sendirian
Kalau bicara berlimpah materi. Dulu setiap hari aku selalu menikmati sedapnya aroma bersetubuh dengan kekayaan dan kesuksesan. Dan aku harus berkata jujur, bahwa kondisi ku pada saat itu, memang terasa nikmat sekali, baik itu goyangan gairah, kuluman kegeliannya rasa cinta dunia, begitu terus menggebu-gebu.
Sampai-sampai memancarkan cahaya kenikmatan dunia, dengan bumbu liak liuk sahwat kehidupan duniawi. Yang mana, selalu terus menjamah alat vital kenikmatan hidup ku. Dan aku pun tak kuasa, hingga larut dan terbawa ikut merasakan klimaksnya kehidupan.
Kemudian lambat laun, aku pun lunglai tak beraturan. Seakan-akan tulang belulangku lepas semua dari badan ku. Dan akupun menangis meraung-raung bagai anak kecil yang diambil mainan kesayanganya.
Aku pun jatuh, kedalam kenestapaan dan kekurangan apapun, baik materi maupun asupan ragawi. Ya, tragedi itu, adalah sebuah nilai buruk buat ku. Yang tak tahu menahu apa penyebabnya, tetapi nampak sangat jelas kebangkrutan usahaku pada saat itu.
Dimana kenyataan itu sendiri, telah menjerumuskanku pada sebuah titik nadir kehidupan dan penderitaan. Hingga aku pun, mulai ditinggalkan oleh semua orang. Dan aku merasakan sebuah arti kesepian tanpa seorang pun mau peduli.
Baru kali ini, aku merasakan kepahitan hidup, yang begitu teramat sangat menyiksa ku setiap waktu. Hingga semuanya serasa kiamat, terus sekelilingku menjadi gelap gulita serta terasa sunyi sepi tak berpenghuni. Meski diterik panasnya mentari dan ditengah pusat keramaian nikmatya dunia.
Pada saat itu, hari-hari ku mulai dipenuhi kekesalan dalam kesepian. Penyesalan dan penderitaan. Meskipun aku terus meronta-ronta dan berontak didepan semuanya, di depan muka semua orang.
Tapi mereka menganggapku gila. Sampai-sampai mereka semua lari, dan tak ada satupun yang mau peduli. Aku pun tersentak, karena merasakan kelelahan hidup dalam keputus asaan.
Lalu batin ku pun terasa kosong mlompong, perasaan ku hampa tak berangin. otak kupun tiba-tiba mati suri.
Akhirnya pun, aku dipaksa besetubuh oleh keadaan. Dan bertemankan kesepian dan kesendirian. Yang terus memaksaku menerima kenyataan pahit tersebut. Dimana setiap hari, Aku selalu dipaksa untuk menikmatinya dengan senang hati.