Lihat ke Halaman Asli

Pelukan Bumi

Diperbarui: 30 September 2024   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pelukan Bumi

sepertinya memang pelukan bumi lebih nyaman
ketimbang dekapan keriuhan yang melelahkan
terombang-ambing di ambang kerinduan mencekam
menyiksa air mata untuk selalu meluruh dan meleleh
di antara mata-mata merah menahan gelisah

lagi dan lagi tak ada teman berkisah selain bintang di angkasa sana
yang cahayanya terus meredup menunggu ajalnya menjemput
bolehkan ia menitip pesan pada langit
sampaikan pada yang dipeluk bumi, tentang rindu yang tak kunjung temu

kisah tentang kembang-kembang layu masih menjadi dongeng sebelum tidurnya
mengantarkan pada pengembaraan mencari kisah abadi
merajut sendiri cerita-cerita meneduhkan
dan menjahit luka-luka di antara bekas luka yang masih menganga

tangan yang dulu digenggamnya
justru kini sedang bermesraan dengan bumiNya
meninggalkan rindu-rindu dengan teramat pedih menyiksa
yang kian hari memenuhi ruang-ruang kosong di kalbunya

Tuhan, dengan kedua telapak tangan menengadah ini aku mengadu
rindu kepadanya teramat berat untuk  kutanggung
mengheningkan tawaku
meredupkan senyumku
sampai menenggelamkan jiwaku pada kehampaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline