Kuseduh teh jam tiga pagi dini hari
Menyesap aroma segar seorang diri
Berbicara pada jam dinding yang lama mati
Masih lamakah aku menanggung rindu ini sendiri
Hening tak ada suara menemani
Hanya gesekan sendok dan cangkir yang berdenting
Menciptakan alunan yang teramat lirih
Hingga menyisa ampas daun-daun teh yang mewangi
Menunggu kehadiranmu adalah hal tak pasti
Meninggalkan luka dan derita yang tak kau sadari
Menyumbang perih bagai tergores belati
Rindu sendiri memang sesakit ini
Aku memang rumah tak berpenghuni
Bukan akhir dari perjalanan panjang yang kau tapaki
Bukan juga muara yang akan kau temui
Hanya pelabuhan sementara yang pernah kau singgahi
Jika dalam pencarian kau temukan pelangi
Itu tanda langit yang kita tatap tak sama lagi
Karena aku sedang basah kuyup menanti
Derap langkah kaki yang ternyata bukan pemilik hati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H