Lihat ke Halaman Asli

Muara Rindu

Diperbarui: 9 November 2020   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa yang lebih pedih
Dari dinginnya malam nan sunyi tanpa kekasih
Lidahnya kelu, tatapnya sendu, tangisnya kian mengharu
Angin malam seolah tahu
Ada rindu yang mendekap erat kian menggebu

Apa yang lebih pedih
Dari temu yang hanya jadi harapan semu
Karena semesta tahu
Pijaknya kini tak lagi sama seperti dahulu

Inginnya berkata, rindu terlalu pedih menyiksa
Tapi apalah daya,
Tanpa rindu, cintanya tak nyata
Bagai rembulan tanpa cahaya tak menerangi malam

Duhai keheningan yang kini menjadi teman dalam lamunan
Manjadi kawan dalam kesepian
Meluruhkan segala sesak yang menghantam
Menghapuskan segala jejak kepedihan
Salamku padanya pemilik muara rindu ini

Salam Rindu

by: nurul yamsy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline