Lihat ke Halaman Asli

Di Persimpangan Jalan

Diperbarui: 24 Agustus 2020   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Barangkali saat ini, aku dan kamu sedang berada di persimpangan jalan. Menggenggam sebuah tujuan untuk hidup yang akan datang. Sambil merapal do'a untuk seuntai harapan yang kian menerjang.
Barangkali saat ini, kita sedang berada di antara sebuah pilihan. Melangkahkan kaki ke depan sambil menggenggam tangan yang kan mengiringi langkah, atau malah melepas genggaman untuk sebuah pilihan yang lain.

Ini bukan hanya sekedar kisah sepasang kekasih yang pilu dirundung kegelisahan. Ini bukan hanya sekedar cerita antara aku dan kamu yang harus berjuang menentukan sebuah pilihan. Tapi ini adalah tentang takdir yang mengantarkan kita pada perjuangan mempertahankan rindu di atas kedilemaan. Tapi ini adalah tentang ketetapan untuk aku dan kamu yang telah dituliskan oleh Tuhan.

Apa harus kuistirahatkan kata-kata rinduku, kekasih. Agar kamu di sana, tak bising dengan riuhnya segala sajak kerinduan yang kupunya. Apa harus kudamaikan getaran cinta yang kian berulah di dasar hatiku ini, kekasih. Agar kau bisa merajut cinta yang baru di persinggahanmu yang lebih indah.

Tepatnya di persimpangan jalan ini. Kutitipkan jejak-jejak rindu yang kumiliki, guna mengantarkanmu menemukan jalan kerinduan, yang mampu membuat candu terasa lebih indah. Tepatnya di persimpangan jalan ini, kusampaikan lambaian tangan atas salam perpisahan, semoga kelak waktu akan mempertemukan kita kembali dalam mahligai kesucian cinta yang diridhai.

Salam rindu.

Nurul Yamsy.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline