Lihat ke Halaman Asli

Munir Sara

TERVERIFIKASI

Yakin Usaha Sampai

Minyak Kita dan Kedalaman Jurnalisme

Diperbarui: 14 Juli 2022   01:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

Pada tanggal 24 Juni 2021, saya menulis artikel dengan judul Harapan Baru Harga Minyak Goreng. Tentu saja tulisan terkait komoditas yang satu ini berjubel, namun kurang diasup dengan kekayaan data. Kebanyakan asal cuap-cuap, atau asal kritis, tapi belum diperkuat data.

Dalam artikel tersebut, sembari mengutip data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP); saya menulis, rata-rata harga minyak goreng curah masih di atas HET, yakni Rp.16.322/liter. 

Secara agregat, harga di atas HET sesuai Permendag 11, masih terjadi di 13 wilayah atau sekitar 38,2% secara nasional, dengan kisaran harga Rp.15.732/liter-Rp.29.000/liter dan 61,8% sesuai HET dengan kisaran rata-rata harga Rp.14.536/liter.

Daerah dengan harga minyak goreng curah tertinggi adalah Papua Barat (Rp.29.000/liter), Papua (Rp.23.833/liter), Maluku Utara (Rp.22.425/liter), dan Sulut (Rp.20.250/liter). Sementara harga di bawah HET hanya terjadi Banten (Rp.13.892/liter).

Dan per 13 Juli 2022, sesuai data SP2KP-Kemendag, harga minyak goreng curah sesuai HET, sudah mencapai 67,64 persen dari 34 provinsi. Artinya, kebijakan mempertebal rantai pasok oleh Kementerian Perdagangan, berdampak secara spasial dengan meningkatnya harga minyak goreng curah sesuai HET di 23 provinsi. 

Tentu saja, data SP2KP tersebut, menjawab pernyataan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, bahwa ia akan menurunkan harga migor curah, dalam tempo secepat-cepatnya.

Kendati demikian, catatan harga minyak goreng curah di atas HET, masih terjadi di beberapa wilayah seperti Papua, Papua Barat, Gorontalo, Malut dan NTB. 

Faktor kesulitan geografis, musiman, menjadi masalah pada rantai distribusi, yang menyebabkan pasokan minyak goreng curah masih bermasalah di wilayah-wilayah di maksud.

Terobosan Minyakita yang merupakan minyak goreng curah yang dikemas sederhana, adalah akselerasi mempercepat rantai pasok, sehingga affordability terhadap minyak goreng murah, semakin mudah diakses masyarakat miskin/penerima manfaat.

Dan hal ini, membutuhkan sambung tangan stakeholder, baik pemerintah, pelaku usaha (produsen/distributor), masyarakat/ormas dll. Dalam rangka memperluas jangkauan distribusi. Kesesuaian supply and demand, membuat harga relatif stabil sesuai regulasi.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline