Lihat ke Halaman Asli

Munir Sara

TERVERIFIKASI

Yakin Usaha Sampai

Melewati Badai Ekonomi, Belajar dari "Life of Pi"

Diperbarui: 19 Mei 2022   03:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: permasalahan ekonomi. (sumber: KOMPAS.ID/Heryunanto)

Piscine Molitor Patel (Pi), satu-satunya yang selamat bersama seekor harimau Bengal, setelah kapal yang ditumpangi, tenggelam di palung Mariana-Samudera Pasifik. Dikisahkan penuh epos, dalam film Life of Pi. Film yang diadaptasi dari novel karya Yann Martel--berjudul Life of Pi. 

Di tengah Samudera pasifik, Pi berjuang menyelamatkan dirinya. Ia hidup di atas rakit-rakitan kecil, dengan pasokan makanan seadanya. Richard Parker, si harimau Bengal nan buas, membuatnya terdepak dari satu-satunya sekoci. 

Dalam bertahan hidup di tengah ganasnya lautan samudra Pasifik, si buas Richard, membuat Pi sadar, bahwa keberadaan harimau Bengal, menjadikannya selalu waspada dan survive. Kini Pi tak saja berjuang menyelamatkan dirinya, tapi juga Richard. Pi akhirnya belajar; cara menjinakkan Richard.

Ekonomi kita pernah terkaram resesi di terpa turbulensi wabah Corona. Bahkan pada kuartal 2-2020, ekonomi terjungkal di bawah teritori positif terdalam; hingga -5,32%. Komponen-komponen utama PDB, ikut terkaram di kedalaman kontraksi. 

Pada triwulan-2 2020, dari 17 sektor PDB menurut lapangan usaha, hanya tiga sektor yang tumbuh positif--melambat. Diantaranya, sektor pertanian dan Telekomunikasi. Mayoritas sektor PDB, terkaram di zona negatif. 

Setali tiga uang dengan PDB pengeluaran, hanya konsumsi pemerintah (government expenditure) yang masih tumbuh positif. Konsumsi Rumah Tangga, PMTB, LNPRT, ekspor dan impor, tenggelam di zona negatif. 

Pasar tak bergairah. Indeks saham terjungkal hingga 26,43% pada periode April 2020. Risiko SBN terkerek--melesat. Ditandai dengan yield bond yang tinggi dan credit default swap (CDS) yang melesat mencapai 210,59 bps. Yield bond 10-Y bergerak--melesat di kisaran 7%-8%. 

Pendapatan negara pun mengalami kontraksi cukup dalam. Realisasi pendapatan pada APBN 2020 sebesar Rp1.647,7 triliun atau 96,9% dari anggaran pendapatan pada APBN TA 2020. Pendapatan ini turun Rp.312,8 triliun atau 15,9 % dibanding kondisi sebelum Covid; tahun anggaran 2019.

Bukan lagi di tubir resesi, tapi terombang ambing dalam badai resesi, karena kinerja PDB mengalami kontraksi lanjut secara tahunan di awal tahun 2021. Sepanjang 2020, saban hari, kita saksikan, kasus Covid-19 melonjak. Kematian dimana-mana. Kelangkaan oksigen hingga vitamin menyeruak. 

Kita pernah di titik terpahit ! Sebagaimana kapal yang ditumpangi Pi. Disapu badai di palung Mariana. Terombang ambil di tengah samudera, ditemani seekor harimau buas, terkaram di pulau pemakan makhluk hidup. Tragis..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline