Lihat ke Halaman Asli

Munir Sara

TERVERIFIKASI

Yakin Usaha Sampai

Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan 1 2022

Diperbarui: 9 Mei 2022   15:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Munir (Foto : MS-doc)

Di harian Bisnis Indonesia (4/5/2022), menteri keuangan memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Q1-2022 di kisaran 4,5% - 5,2% (yoy). Alasannya, semua indikator ekonomi sepanjang Maret, berada pada teritori perbaikan. 

Berbeda dengan Menkeu, INDEF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Q1-2022, berada di kisaran 3,5%-4,5% (yoy). Capaian maksimal berada di batas bawah (menurut forecasting pemerintah). 

Menurut saya, bila pertumbuhan ekonomi >5% pada Q1-2022, kinerja PDB riil (ADHK) ideal berada di angka Rp.4.000-an Triliun dengan baseline Rp.2,681.10 Triliun (Q1-2021). 

Namun untuk mencapai pertumbuhan >5%, mari kita melihat indikator ekonomi sepanjang Januari 2022-Maret 2022. Dalam rentang waktu tersebut, sektor manufaktur kita menunjukan kinerja positif dari sisi PMI (prompt manufacturing index = 53 yang berarti baik). 

Dari sisi moneter, kebijakan BI yang dovish, dan terlibat aktif mendukung--memompa likuiditas pemerintah, menunjukkan bahwa, effort secara monetary policy, sudah on the right track ! Terbukti, inflasi masih terkendali di bawah 3%.

Namun kendala bahan baku akibat inflasi global dan krisis geopolitik, menjadi pengganjal akselerasi sektor manufaktur yang selama ini berkontribusi dominan pada PDB riil. Laju konsumsi pun tertahan akibat berbagai kelangkaan sektor pangan, kenaikan PPN 11% serta kenaikan harga BBM.

Hal di atas, memiliki andil dalam menahan laju pertumbuhan konsumsi Rumah Tangga, yang selama ini menjadi prime mover pertumbuhan. Jadi, laju pertumbuhan PDB riil dan PDB keluaran, tertahan oleh kondisi yang terjadi sepanjang Januari 2022-Maret 2022.   

Pertumbuhan ekonomi dilihat secara tahunan pada Q1-2022, memang lebih baik (bila di kisaran 5%). Karena dengan periode yang sama di tahun 2021, pertumbuhan ekonomi -0,74% (kontraksi). 

Namun dengan pertumbuhan ekonomi <5,02 % pada Q1-2022, menunjukkan pertumbuhan ekonomi berada di bawah teritori pemulihan. Artinya, pemerintah sudah menginjak gas (melalui kebijakan fiskal dan moneter), memacu laju pertumbuhan, namun ada berbagai hambatan yang menahannya. 

Saya memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada Q1-2022, berada di bawah 5,02% (yoy) atau pada kisaran 4,8%-5% (yoy). Dasarnya adalah, kinerja output dan konsumsi yang belum benar-benar akseleratif. Ada jalan terjal pertumbuhan ekonomi, meskipun gas kinerja ekonomi sudah dipacu !

Insentif ekonomi Ramadhan dan Lebaran, baru akan terlihat di Q2-2022. Seiring mobilitas masyarakat yang meningkat disertai akselerasi konsumsi Rumah Tangga sepanjang bulan Ramadhan, lebaran dan spending tahun ajaran baru. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline