Lihat ke Halaman Asli

Munir Sara

TERVERIFIKASI

Yakin Usaha Sampai

Miing Bagio Didepak dari Kubu Zulhasan

Diperbarui: 7 Februari 2020   01:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politisi dan pekerja seni Miing (foto: Istimewa)

Saat Mas Tubagus Dedi Suwendi Gumelar alias Miing Bagio pidato dengan begitu intelek di hadapan ratusan hadirin pendukung Mulfachri-Hanafi, kabarnya dia diremove dari group WA pendukung Zulhasan. Kok baper gitu sih?

Satu hari sebelumnya, di group yang sama, Bang Oskar, ketua DPW PAN Sulteng, bang Asnawi Kaltara, bang Asri dari Sulbar, juga diremove. Entah dongkol atau apa? Yang jelas mereka didepak dari WA group Zulhasan.

Tapi tadi pagi juga lucu. Ada ketua DPD PAN bandel yang reject telepon ketum PAN, Zul Hasan. Bayangkan, sekarang ini, ketua DPD PAN, berani-beraninya reject telepon ketum PAN.

Tentang mas Miing, orang yang remove mungkin tak dengar apa isi omongan mas Miing tadi malam (6/2) di Batu-Malang? Yang dia omong itu bukan suruh milih siapa caketum PAN di kongres. Yang dia omong itu soal visi membangun partai.

Baik sebagai instrument membangun demokrasi, pun membangun partai sebagi media advokasi rakyat. Sebagaimana gagasan yang ada dalam buku yang ditulis mas Totok Daryanto secara berapi-api, sebagai penyokong gagasan di kubu Zulhasan.

Sebagai partai berbasis kaum intelektual, yang remove mas Miing dari group itu songongnya kebangatan. Dan lama-lama menjadi bahlul.

Gagasan yang disampaikan Mas Miing itu, ilmu. Sesuatu yang bebas nilai. Misal, dia omong, ada manajemen tapi tidak manageable Saya saja merasa seperti dapat mata kuliah 4 SKS.

Perlahan-lahan saya lihat, kubuh Zulhasan ini makin _baperan._ Bahkan cenderung irasional. Terus terang ya, partai ini akan rusak, bila rasionalitas kita dalam berpartai mulai diberangus.

Apa itu rasionalitas berpartai? Ya tentu, gagasan terukur sebagai proyeksi perjalanan partai ke depan. Baik secara internal dan sebagai media perjuangan rakyat.

Lama-lama saya lihat, kubuh Zulhasan ini anti pemikiran. Lama-lama juga anti peradaban. Memang begitu adanya. Loh, suatu peradaban itu terbangun dari pemikiran-pemikiran besar. Dari ilmu.

Apa orang ini pernah baca atau tidak tentang aufklarung atau kebangkitan abad pencerahan. Partai ini memang harus diberi sentuhan secara knowledge setelah sekian lama diperlakukan seperti orang papalele. Agar punya syarat sebagai bagian dari peradaban.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline